PANDEGLANG, TitikNOL – Prestasi gemilang datang dari Kabupaten Pandeglang. Baru-baru ini, pencak silat Tepak Baledog Jengkol atau Tepak Gulimpang Cimande asli dari daerah yang akronim disebut Kota Badak itu, diakui oleh nasinal melalui festival olahraga tradisional.
Bahkan, olahraga jenis bela diri itu dikategorikan terbaik ke 11 dari perwakilan dari banyaknya daerah-daerah di Indonesia oleh Portina (Persatuan Olahraga Tradisional Indonesia).
Ketua Portina Kabupaten Pandeglang Dadan Suryana mengatakan, silat Tepak Baledog Jengkol atau Tepak Gulimpang Cimande, merupakan kesenian asli dari Banten yang paling banyak berkembang di Pandeglang. Silat ini adalah kesenian tua di zaman dulu yang tidak diperlihatkan.
Menurutnya, pada zaman dulu gerakan Cimande ini mengadaptasi dari gerakan shalat. Namun pada saat ini, terdiri dari gerakan bernama pojero, poluar, gojlok, jalak pengkor, banteng malang, bandulan, timpa seblak, keris gede, keris letik.
“Kalau silat tidak semua daerah ada. Kayaknya (penilaian) dari sinopsis keunikan, kalau penilaian ranah juri. Ternyata dilirik juga. Terbaik 11 ditingkat nasional,†katanya kepada TitikNOL, (13/11/2020).
Ia menjelaskan, jurus Tepak Gulimpangan Cimande ini hasil kreasi dan inovasi serta modifikasi mengikuti perkembangan yang ada. Biasanya, pencak silat ini dulunya sering dipakai di acara kebudayaan, keagamaan dan peresmian dari pemerintahan.
“Kemarin ada festival nasional olahraga asli daerah di Indonesia, kegiatannya virtual. Munculin yang belum ada, Pandeglang masukin silat daerah. Yang namanya silat banyak kaidah tidak masuk jalur prestasi, yang tradisional,†jelasnya.
Disebutkan Dadan, Ada 3 prinsip dalam membumikan olahraga nasional. Yaitu, mempertahankan olahraga tradisional asli Pandeglang, mengangkat dan mempublikasi olahraga tradisional serta mencetak altet olahraga nasional.
“Terus membumikan dan membumingkan olahraga tradisional serta mengekspose olahraga yang tradisional. Kalau prestasi, kami akan membina atlet 11 olahraga tradisional yang telah dibakukan di Indonesia,†ungkapnya.
Untuk saat ini, pihaknya mengaku sedang merancang aturan permain tradisional yang telah terdata. Mengingat, setiap satu permainan tidak memiliki aturan yang sama dalam setiap desa.
“Kami akan mengadakan event. Tapi inti yang kami pikirkan regulasi permainan nasional dulu, nanti disosialisasikan. Karena tidak seperti sepak bola, aturannya sama. Kalau gatrik mungkin setiap desa beda,†paparnya.
Namun, target yang paling utama adalah olahraga asli asal Pandeglang dapat dibakukan menjadi olahraga tradisional di Indonesia.
“Tahun ini kami sedang membuat video terkait olahraga masing-masing dengan penjelasan. Setelah dibuat, disosialisasikan dan event dimuali di lingkungan birokrat biar jadi contoh,†tukasnya. (Son/TN1)