Senin, 6 Januari 2025

Banten Menghadapi Anomali Cuaca, Lahan Pertanian Terkendala Pencemaran Sungai

SERANG, TitikNOL - Sektor pertanian Banten diprediksi segera menghadapi anomali cuaca yang berarti ada sebagian wilayah kekeringan, sementara lain sisi justru bakal kelebihan pasokan air. Kondisi ini juga diperparah dengan kurangnya jumlah pompa untuk sawah tadah hujan dan sejumlah sungai yang tercemar.

Penjabat (Pj) Gubernur Banten, Al Muktabar, tidak menyebut spesifik berapa jumlah kekurangan pompa air untuk sawah yang berasal dari bantuan pemerintah pusat. Pihaknya fokus terhadap antisipasi dengan melaksanakan pemetaan lahan mana saja yang bakal mengalami kekurangan pasokan air akibat curah hujan yang menurun.

"Secara umum BMKG (Badan Metrologi, Klimatologi dan Geofisika, red) sudah mengkonfirmasi setiap waktu atas ramalan cuaca dan tren daerah mana saja yang curah hujannya kurang. Namun kita juga bakal mengalami anomali cuaca, artinya ini tidak merata. Ada yang kurang airnya ada juga yang berlebih karena curah hujannya tinggi. Ini kita akan kalkulasikan dengan forkopimda (forum komunikasi pimpinan daerah, red), " kata Al Muktabar, Selasa (27/08/2024).

Dia juga telah mengantongi laporan titik sawah yang terancam kekeringan apabila curah hujan menurun karena aliran sungai di dekat lahan tak bisa digunakan lantaran tercemar limbah.

"Saya juga mendapat masukan ada sungai yang perlu dilakukan pembersihan permukaannya, itu sedang kita koordinasikan dengan badan pengelolaan sungai karena itu kewenangan Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, red)," ujarnya.

Dalam rapat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) beberapa waktu lalu, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten, Agus Tauhid, mengungkapkan adanya perintah dari Menteri Pertanian yang menegaskan larangan gagal panen akibat kekeringan.

"Saat ini situasi alam tidak bisa diprediksi. Wilayah selatan pada Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang sangat membutuhkan bantuan pompa air," tuturnya.

Dari data yang dihimpun pihaknya, Agus menjelaskan tersapat 1.163 pompa eksis, sementara ada 1.267 pompa bantuan dari kementerian yang disalurkan melalui instansi vertikal, serta 1.116 pompa yang belum terpasang.

"Ada juga sawah yang tidak bisa mendapat air walaupun diberi pompa karena wilayah sungainya tercemar. Yang ada di bantaran sungai cidurian dan sungai cimanceri dekat dengan kawasan pabrik berdiri. Petani mengeluh harus menunggu airnya tidak menghitam baru bisa disedot untuk dialiri ke sawah," pungkasnya.

Komentar