Minggu, 29 Desember 2024

Rano Karno Resmikan Pengolahan Sampah Biomasa

Gubernur Banten Rano Karno, saat melihat alat pengolahan sampah (biomasa). (Foto: Hms)
Gubernur Banten Rano Karno, saat melihat alat pengolahan sampah (biomasa). (Foto: Hms)

TANGERANG, TitikNOL – Gubernur Banten Rano Karno meresmikan pengolahan biomasa atau alat pengolah sampah modern, di Kampung Carang Pulang, Kabupaten Tangerang, Rabu (05/10/2016). Pengolah sampah yang menggunakan teknologi hidro termal ini mili‎k unit usaha Summarecon Serpong selaku investor, bekerjasama dengan PT Shinko Teknik Indonesia selaku teknologi provider.

Rano mengatakan, Summarecon memiliki luas sekitar 1.200 hektare dengan memiliki potensi populasi yang akan meningkat. Apabila pengelolaan biomasa ini tidak dilakukan maka Summarecon akan kesulitan terhadap pengelolaan sampah.

"Saya harapkan seluruh pengembang yang ada di Provinsi Banten melakukan hal ini. Karena kalau tidak pengembang itu sendiri akan menghadapi masalah tentang sampah. Provinsi harus pikirkan yaitu suatu saat Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang Selatan tidak sanggup lagi menampung sampahnya, artinya provinsi harus ambil alih. Untuk itu suatu saat anda akan kami undang ke provinsi," kata Rano.

"Di tengah-tengah itu kita siapkan untuk kita bangun industri sampah terbesar dan yang kita cari adalah teknologinya," ungkapnya.

Sementara itu, Adrianto selaku Presiden Director Summarecon mengatakan, pengolahan biomasa ini merupakan salah satu langkah nyata perusahaan untuk kembali membuktikan komitmen terhadap pelestarian lingkungan.

"Sistem pengolahan Hidro thermal menggunakan sebuah reaktor yang dimasukkan uap per tekanan tinggi sehingga karakteristik sampah yang awalnya sangat beragam setelah diproses menjadi produk yang beragam. Setelah diproses produk yang dihasilkan dapat digunakan setelah pengeringan 2-4 hari dibawah matahari," katanya.

Hal ini juga bisa membuat produk dapat digunakan menjadi bahan bakar alternatif, kalori yang dihasilkan cukup tinggi sehingga dapat memback up prosesnya sendiri dengan menggunakan produk tersebut.

“Bahkan apabila jumlah produk terus meningkat,maka akan berpotensi dapat digunakan sebagai sumber energi pembangkit listrik,” ujarnya. (meghat/quy)

Komentar