TitikNOL - Di sela waktu senggang Anda sering melakukan kegiatan refleks seperti cracking jari atau 'meletek' jari. Dari sisi medis, bolehkah hal itu dilakukan?
Memang setelah melakukan cracking jari rasanya lebih ringan. Apalagi kalau Anda melakukannya usai melakukan pekerjaan yang mengandalkan jari-jari tangan.
Kebiasaan cracking jari, menurut Spesialis Bedah Orthopedi dr Oryza Satria SpOT dari Rumah Sakit Pondok Indah-Bintaro Jaya, dianggap sebagai tindakan yang kurang berguna. Namun memang banyak orang melakukan karena alasan lebih nyaman dan sebagainya.
"Ada penelitian bahwa cracking itu tidak bikin nyeri sendi. Itu aman-aman saja, tapi memang itu sebenarnya tindakan yang kurang berguna," ujar dr Oryza saat ditemui di kawasan Pakubuwono, Jakarta Selatan, baru-baru ini
Dia menambahkan, seseorang hanya kerap melakukannya berdasarkan faktor psikologis. Setiap wanita dan pria punya dasar kebiasaan dan masalah yang berbeda. Cracking jari itu mungkin sering dilakukan secara refleka karena faktor terbiasa.
dr Oryza menjelaskan, ketika melakukan cracking jari pasti Anda mendengar suara yang dihasilkannya. Adapun suara berupa letupan gas di bagian ruang kosong persendian.
"Suara itu merupakan letupan gas di bagian ruang kosong persendian. Meski dianggap aman, tapi cracking jari juga jangan sampai dilakukan sampai berisiko cedera," bebernya.
Ketika melakukan dengan teknik yang salah, tambahnya, seseorang mungkin dapat saja mengalami risiko fatal. Risiko tersebut berupa cedera di bagian ligamen dengan tingkatan ringan sampai berat.
"Tapi di penelitian efek jangka panjang dari kebiasaan cracking memang tidak ada, tapi tetap harus hati-hati saat melakukan," pungkasnya.
Berita ini telah tayang di okezone.com, dengan judul: Sering Membunyikan Jari Tangan saat Pegal, Adakah Dampaknya?