MTitikNOL -inyak merupakan salah satu sumber lemak yang kaya manfaat. Beberapa jenis minyak bahkan dapat menurunkan kolesterol dan menjaga kesehatan jantung. Meski demikian, perlu diketahui bahwa tidak semua minyak cukup sehat digunakan untuk memasak.
Ada beberapa jenis minyak yang sebaiknya dibatasi karena risikonya untuk kesehatan cukup besar. Ragam minyak yang kurang sehat untuk memasak Minyak zaitun, minyak kanola, dan minyak wijen adalah beberapa contoh minyak yang paling direkomendasikan untuk memasak. Hal ini disebabkan karena ketiganya mengandung asam lemak tak jenuh yang menyehatkan jantung dan peredaran darah.
Sebaliknya, ada pula jenis minyak yang penggunaannya perlu dibatasi. Berikut beberapa contohnya:
1. Minyak terhidrogenasi
Hidrogenasi adalah proses mengubah lemak cair (minyak) menjadi lemak padat dengan menambahkan hidrogen. Proses ini menghasilkan produk berupa minyak terhidrogenasi parsial yang sering kali dikenal sebagai lemak trans. Meski terkandung secara alamiah dalam beberapa bahan pangan, minyak yang kerap terdapat pada junk food ini tidak tergolong sehat untuk memasak.
Pasalnya, konsumsi minyak terhidrogenasi dalam jumlah banyak dapat meningkatkan kolesterol jahat dan memicu pembentukan plak yang menyumbat pembuluh darah.
2. Minyak kelapa (coconut oil)
Konsumsi minyak kelapa salah satunya untuk memasak masih menjadi kontroversi hingga kini. Walaupun tidak sepenuhnya berdampak buruk bagi kesehatan, minyak ini mengandung asam lemak rantai menengah yang membuatnya sulit diubah menjadi simpanan energi. Kimberly Gomer, MS, RD, kepala bagian gizi di Pritikin Longevity Center di Amerika Serikat, mengimbau penderita kolesterol tinggi untuk menghindari minyak kelapa. Bagi pemilik kolesterol normal, konsumsi minyak kelapa tetap diperbolehkan tapi perlu dibatasi.
3. Minyak sawit (palm oil)
Minyak sawit sebenarnya memiliki kandungan yang bermanfaat bagi kesehatan otak. Namun, kandungan lemak jenuhnya yang tinggi membuat minyak ini tidak cukup sehat untuk dimasak. Terutama bagi penderita penyakit jantung, stroke, atau kolesterol tinggi.
Studi dalam jurnal Lipid Health and Disease menemukan bahwa konsumsi minyak sawit dapat meningkatkan kolesterol jahat, khususnya kolesterol yang memiliki partikel besar Kolesterol ini mampu memicu pembentukan plak pada pembuluh darah dengan lebih cepat.
4. Minyak dari lemak hewani
Minyak dari lemak hewani adalah pilihan yang lebih baik dibandingkan lemak trans. Akan tetapi, lemak hewani juga kaya akan lemak jenuh seperti halnya minyak sawit. Kandungan lemak jenuh ini bahkan bisa mencapai 40 persen dari total nutrisinya. Lemak jenuh dapat meningkatkan kolesterol jahat dan menurunkan kolesterol baik.
Dampaknya, plak kolesterol lebih mudah terbentuk dan menyumbat pembuluh darah. Inilah yang lantas membuat minyak dari lemak hewani tergolong tidak sehat untuk memasak.
5. Minyak sayur
Istilah minyak sayur biasanya merujuk pada minyak yang terbuat dari campuran beberapa minyak lain. Berhubung tidak diketahui secara pasti kandungannya, Anda juga tidak bisa memastikan apakah minyak sayur mengandung lemak jenuh atau tak jenuh. Selain itu, minyak tertentu yang terkandung dalam minyak sayur bisa saja memiliki titik asap yang rendah.
Artinya, minyak ini mudah terbakar pada suhu yang lebih rendah. Minyak yang mudah terbakar bisa menghasilkan zat karsinogen yang meningkatkan risiko kanker. Tidak ada minyak yang benar-benar ‘jahat’ ataupun tergolong tidak sehat sehingga tidak boleh dikonsumsi sama sekali.
Kecuali, Anda mengalami penyakit jantung atau kolesterol tinggi. Pada kondisi seperti ini, cobalah memilih alternatif minyak yang lebih ramah untuk kesehatan. Selain itu, gunakan teknik pengolahan yang lebih menyehatkan seperti menumis, dan hindari metode deep-frying yang bisa menghilangkan nutrisi makanan.
Berita ini telah tayang di hellosehat.com, dengan judul: 5 Jenis Minyak yang Sebaiknya Tidak Digunakan untuk Memasak