TitikNOL - Terkenal akan bangsa Viking dan cuacanya yang dingin nan kelabu, Norwegia bercokol di puncak daftar negara paling bahagia pada 2017. Apa yang membuat negara Nordik ini begitu istimewa?
Dalam daftar United Nations 2017 World Happiness Report, Norwegia lompat dari nomor empat ke nomor satu, menggeser Denmark yang tahun lalu ada di puncak, kini di nomor dua, diikuti dengan Islandia, Swiss, dan Finlandia.
Indeks ini merupakan studi ilmiah global yang sudah dilakukan sejak 2012. Untuk tahun 2017, data yang digunakan adalah dari tahun 2014 hingga 2016.
Para periset menggunakan enam variabel utama yang digunakan untuk menjelaskan perbedaan kebahagiaan antara negara-negara. Keenam variabel itu adalah penghasilan, angka harapan hidup sehat, memiliki seseorang untuk diandalkan pada masa-masa sulit, kemurahan hati, kebebasan dan kepercayaan--yang diukur dengan tidak adanya korupsi dalam bisnis dan pemerintah.
"Negara bahagia adalah yang memiliki keseimbangan yang sehat kemakmuran seperti yang diukur secara konvensional, dan kapital sosial, yang berarti tingkat kepercayaan tinggi di masyarakat, ketimpangan rendah, dan kepercayaan pada pemerintah," jelas Jeffrey Sachs, direktur Sustainable Development Solutions Network (SDSN) yang mempublikasikan daftar negara-negara paling bahagia.
Bicara bahagia, uang sudah barang tentu merupakan salah satu faktor pendukung. Namun menurut John Helliwell, ekonom penulis laporan ini, bahagia tidak dapat disamakan dengan kekayaan.
Benar adanya, di Norwegia orang cenderung dekat dengan keluarga, dan membina hubungan yang hangat dengan sesama. Berkumpul dan bicara sudah jadi semacam kebutuhan yang berusaha mereka penuhi secara otomatis.
"Unsur-unsur kemanusiaan lah yang menentukan. Jika kekayaan itu mempersulit hubungan karena rendahnya rasa percaya antarmanusia, apa masih ada artinya? Materi justru dapat menghalangi kemanusiaan," jelas Helliwell.
Meskipun tak dapat dimungkiri, keamanan finansial juga merupakan prasyarat menuju warga negara yang bahagia. Di Norwegia, orang bayar iuran maksimal US$300 per tahun untuk biaya kesehatan. "Setelah itu Anda akan dapat fri kort (kartu bebas), dan tidak bayar lagi sepanjang tahun," ujar Kristin Ohrn Nilsen, orang AS yang tinggal di Norwegia dalam wawancara dengan Inc.
Selain itu, biaya keperluan medis semua anak, biaya melahirkan, dan cuti lima pekan tapi digaji, pun pendidikan gratis sampai level universitas juga hal yang berlaku lumrah di Norwegia. "Semua orang dapat uang pensiun di usia 67, bahkan perempuan yang tidak bekerja," lanjut Nilsen.
Sementara itu menurut Dr. Helliwell, faktor cuaca juga memengaruhi tingkat kebahagiaan di Norwegia. "Ada pandangan yang menunjukkan bahwa dilihat dari sejarahnya, komunitas yang hidup di tengah cuaca buruk cenderung memiliki kebersamaan yang tinggi karena saling membutuhkan," jelasnya.
Ya, cuaca di Norwegia memang kelabu. Apalagi di bagian utara Norwegia, di mana setiap musim panas, matahari tidak pernah tenggelam dan di musim dingin, matahari tidak pernah muncul.
U.N. World Happiness Report mengkalkulasi temuan mereka dengan menanyakan pertanyaan berikut pada seribu orang asal lebih dari 150 negara, dan menghitung nilainya.
Bayangkan tangga yang setiap anak tangganya diberi nomor mulai dari 0 di bawah dan 10 di puncak. Puncak tangga merepresentasikan hidup terbaik versi Anda, anak tangga paling bawah merepresentasikan versi terburuk dari hidup bagi Anda. Ada di anak tangga ke berapakah Anda saat ini?
Selain itu, penghasilan, angka harapan hidup sehat, memiliki seseorang untuk diandalkan pada masa-masa sulit, kemurahan hati, kebebasan dan kepercayaan--yang diukur dengan tidak adanya korupsi dalam bisnis dan pemerintah juga ikut dinilai.
Bagaimana dengan Indonesia? Negeri ini ada di nomor 81 dari 155, satu tingkat di bawah Pakistan, di atas Venezuela.
Sumber: www.beritagar.id