TitikNOL - Teknologi jaringan 5G akan datang lebih cepat dari yang diperkirakan. Itulah yang terjadi atas uji coba jaringan generasi kelima atau 5G. Semula jadwalnya berlangsung pada 2020, kemajuan teknologi membuat waktu berjalan lebih cepat. Setidaknya, tahun depan, uji coba akan segera dilakukan.
Hal itu terjadi karena kemajuan teknologi yang dicapai oleh mereka yang berkecimpung di bisnis ini. Qualcomm, misalnya. Mereka telah mempercepat rilis spesifikasi 5G New Radio (NR), standar global 5G. Bersama Ericsson, Nokia, dan pelaku industri komunikasi seluler lainnya, mereka mempercepat jadwal standardisasi 5G NR untuk uji coba berskala besar pada tahun depan.
Julie G. Welch, Senior Director and Head of Government Affairs, SEA, Taiwan & Pacific, Qualcomm International, Inc, menyatakan percepatan komersialisasi 5G NR secara global menjanjikan semua yang dibutuhkan jaringan generasi kelima ini. Masuk di dalamnya, tingkat kapabilitas dan efisiensi baru yang mampu memberikan kecepatan layaknya jaringan fiber, latensi yang sangat rendah, pengalaman pengguna yang konsisten, dan juga biaya paket data yang lebih murah.
Perusahaan ini pun telah mengumumkan kesuksesannya mencapai koneksi data 5G dengan cip modem 5G untuk perangkat mobile, pada Oktober lalu di Hong Kong. Chipset modem buatan mereka itu memberikan kecepatan gigabita dan koneksi data pada pita frekuensi radio 28GHz mmWave.
Selain itu, Qualcomm Technologies memberikan preview dari acuan desain ponsel pintar 5G pertamanya untuk pengujian dan pengoptimalan teknologi 5G di dalam batasan-batasan daya dan bentuk telepon pintar. Beberapa negara juga telah mengumumkan untuk melakukan uji coba 5G, termasuk Jepang, Korea, Cina, Eropa, dan Amerika.
Bagaimana dengan Indonesia? Pembicaraan soal kapan Indonesia siap memasuki era baru dalam telekomunikasi ini telah dilakukan Agustus tahun lalu. Ketika itu, Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) dan Indonesia 5G Forum bersama dengan Qualcomm Technologies, Inc (anak perusahaan Qualcomm Incorporated), Ericsson, Nokia, ZTE, dan beberapa operator seluler di Indonesia mengadakan seminar dan diskusi yang berfokus pada aspek kebijakan, teknologi, dan regulasi. Hal ini merupakan salah satu usaha berkelanjutan dalam mempersiapkan Indonesia menyambut teknologi 5G.
5G atau generasi kelima adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menyebut generasi kelima sebagai fase berikutnya dari standar telekomunikasi seluler yang melebihi standar 4G. Teknologi generasi kelima ini direncanakan akan resmi dirilis untuk sistem operasi seluler pada 2020.
Tak hanya kemajuan teknologi komunikasi semata, berdasarkan hasil studi "The 5G Economy" yang digagas oleh Qualcomm dan dilaksanakan oleh berbagai perusahaan riset, rantai nilai (value chain) 5G di seluruh dunia akan menghasilkan pendapatan hingga US$ 3,5 triliun dan membuka 22 juta lapangan pekerjaan pada 2035. Selain itu, 5G memungkinkan terciptanya distribusi barang dan jasa berskala global yang bernilai hingga US$ 12,3 triliun di tahun yang sama.
Kepala Riset dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Komunikasi dan Informatika, Basuki Yusuf Iskandar, mengatakan implementasi teknologi 5G adalah suatu keniscayaan yang tidak bisa dihindari. Penggunaan teknologi ini dapat mengubah gaya hidup tidak hanya bagi konsumen, namun juga industri.
Sebab, selain memberikan kecepatan transfer data dengan kapasitas yang lebih besar, 5G menawarkan latensi yang sangat rendah dan jangkauan yang lebih luas. Dengan demikian, ini sangat cocok diterapkan untuk menyelesaikan tugas yang memerlukan ketepatan dan kestabilan koneksi tinggi.
"Yang terpenting saat ini untuk kita lakukan bersama adalah mempersiapkan konsolidasi operator sehingga sumber daya frekuensi yang terbatas dapat digunakan semaksimal mungkin untuk kepentingan publik," kata Basuki.
Berita ini telah tayang di tempo.co, dengan judul: Teknologi Jaringan 5G Datang Lebih Cepat dari Dugaan