Jum`at, 22 November 2024

Waspada, Main HP Sejak Kecil Ancam Kesehatan Mental

Ilustrasi. (Dok: Dream)
Ilustrasi. (Dok: Dream)

TitikNOL - Saat ini, cukup banyak orang tua yang memberikan gadget, seperti smartphone untuk anak mereka. Namun, kebiasaan ini rupanya memiliki risiko yang tak bisa dianggap remeh. Penelitian terbaru dari Sapien Labs mengungkap bahwa penggunaan ponsel oleh anak-anak, akan memengaruhi beberapa hal, seperti keterlibatannya di lingkungan sosial, penghargaan akan diri sendiri (self-esteem), dan cenderung melakukan bunuh diri saat dewasa.

Dalam penelitian ini, organisasi non-profit yang berbasis di Washington DC itu melibatkan 27.969 responden Generasi-Z di rentang usia 18–24 tahun dari 34 negara berbeda dari Januari hingga April 2023. Penelitian berjudul "Age of First Smartphone/Tablet and Mental Wellbeing Outcomes" mengungkap, kesejahteraan mental dari anak muda mengalami penurunan bahkan sebelum pandemi Covid-19 muncul. Penelitian tersebut juga menyoroti kesehatan mental pada anak-anak usia 5–18 tahun.

Hasil penelitian Sapien Labs menemukan bahwa responden berusia 18–24 tahun yang diberikan smartphone di usia yang lebih lanjut memiliki kesejahteraan mental yang lebih baik, kecenderungan bunuh diri yang lebih rendah, tidak merasa kesepian, tidak merasa terlepas dari masyarakat, dan sebagainya. Laporan Sapien Labs menunjukkan ada dampak kumulatif dari penggunaan ponsel di usia dini terhadap kesehatan mental seseorang di usia dewasa. Artinya, kesehatan mental seseorang dipengaruhi oleh seberapa cepat atau lambat dirinya mengakses smartphone saat masih kecil. Sebaliknya, responden yang sudah memiliki akses ke smartphone sejak usia dini memiliki kondisi kesehatan yang lebih buruk, khususnya pada responden perempuan.

Anak perempuan lebih rentan

Merujuk pada data grafik yang dicantumkan Sapiens Lab, responden perempuan yang sudah memiliki smartphone sejak usia di bawah 10 tahun menunjukkan status kesehatan mental yang tertekan secara klinis.

Lebih rincinya, 74 persen responden perempuan yang sudah menggunakan smartphone sejak usia 6 tahun menunjukkan status kesehatan mental yang rendah atau bermasalah. Namun, angka tersebut turun menjadi 61 persen untuk responden yang menggunakan smartphone di usia 10 tahun. Persentase kembali turun menjadi 52 persen untuk responden perempuan yang menggunakan smartphone sejak usia 15 tahun.

Hal serupa juga dialami oleh responden laki-laki. Hanya saja, dampak penurunan kesehatan mental tidak terlalu terjadi secara signifikan untuk wilayah Asia Selatan.

Responden laki-laki yang memiliki smartphone pertamanya sejak usia 10 tahun memiliki rata-rata nilai 32 untuk Mental Health Quotient (MHQ/ Hasil Kesehatan Mental), lebih tinggi dibanding perempuan yang punya rata-rata nilai di angka 5.

Namun, secara keseluruhan, sebanyak 45—50 persen responden laki-laki yang sudah menggunakan smartphone sejak usia dini turut menghadapi masalah yang serupa yakni, penurunan kesejahteraan mental. Sebaliknya, responden yang sudah mendapatkan atau memiliki smartphone di usia yang lebih lanjut (di rentang usia 18-24 tahun) memiliki kesehatan mental yang lebih baik, punya kecenderungan bunuh diri yang lebih rendah, tidak merasa terpisah dari kenyataan, dan memiliki perasaan negatif yang lebih rendah. Perbandingan dari dua temuan di atas menunjukkan adanya dampak kumulatif yang dirasakan responden, khususnya yang mempunyai smartphone pertama sejak usia dini dengan yang tidak.

Menurut laporan dari Common Sense Media pada 2021 lalu, remaja berusia 13—18 tahun rata-rata menggunakan smartphone selama 8,4 jam setiap harinya. Sementara itu, anak-anak usia 8–12 tahun menghabiskan 5,3 jam setiap harinya untuk menatap layar smartphone. Laporan dari Common Sense Media dapat dijadikan gambaran bahwa semakin lama pengguna remaja atau anak usia dini menggunakan smartphone, dapat berpengaruh pada kesehatan mental seseorang, seperti yang ditemukan oleh Sapien Labs. Hal ini turut menjadi isu penting yang perlu diperhatikan.

Risiko penggunaan HP pada anak

Penelitian Sapiens Lab juga menyoroti dampak kesehatan mental dalam jangka panjang. Seperti yang disinggung sebelumnya, semakin cepat seseorang memiliki smartphone di usia dini, hal tersebut dapat memengaruhi kesehatan mental seseorang saat usia dewasa nanti.

Jika dibandingkan dengan zaman sebelum internet, anak-anak yang mulai beranjak usia 18 tahun setidaknya sudah menghabiskan 15.000-25.000 jam untuk bersosialisasi dengan orang lain secara langsung atau tatap muka. Namun, kemunculan internet telah mengubah gaya hidup tersebut. Kemajuan teknologi yang serba canggih dan memudahkan setiap orang membuat anak-anak muda cenderung menghabiskan lebih banyak waktu di depan layar, tidak mau banyak terlibat dengan masyarakat sehingga membuat dirinya cenderung ingin melakukan bunuh diri. Kesimpulan dari penelitian Sapien Labs ingin menunjukkan kemungkinan hubungan antara penggunaan ponsel pada anak usia dini dan kesehatan mental seseorang.

Penelitian ini bisa dijadikan rujukan atau bahan pertimbangan bagi para orang tua yang sedang menentukan kapan waktu yang tepat untuk memberi anak smartphone, seperti yang dikutip KompasTekno dari Giz China, Senin (29/5/2023). Sebab, studi ini telah berhasil membuktikan bahwa orang tua yang memilih tidak memberi smartphone kepada anaknya di usia dini berpengaruh terhadap kesehatan mental anak di saat dewasa nanti.

Berita ini telah tayang di teko.kompas.com, dengan judul: Riset: Main HP Sejak Kecil Ancam Kesehatan Mental, Perempuan Lebih Rentan

Komentar