TitikNOL - Saat berkumpul dengan teman-teman atau keluarga, beberapa dari mereka merasa lebih sering digigit oleh nyamuk dibandingkan yang lain. Ini bukan suatu kebetulan atau mitos. Sebab, seorang penasihat teknis Asosiasi Amerika tentang Pengendalian Nyamuk, Joseph M. Conlon, mengatakan ada beberapa faktor biologis mengapa nyamuk lebih senang menggigit manusia yang satu dibandingkan lainnya. Berikut alasannya:
1. Hamil
Nyamuk betina (jenis yang menggigit) memiliki reseptor saraf khusus yang membantu mereka mendeteksi CO2 di lingkungan. Sebuah penelitian tahun 2002 yang diterbitkan dalam The Lancet menemukan, wanita pada tahap akhir kehamilan dengan usia kehamilan rata-rata 28 minggu menghembuskan napas 21 persen lebih banyak, dibandingkan rekan-rekan yang tidak hamil. Perbedaan fisiologis ini bisa membantu menjelaskan mengapa wanita hamil lebih sering digigit nyamuk.
“Kemudian, wanita hamil menghasilkan bau volatile yang menarik serangga,” kata Laura Harrington, PhD, seorang profesor di departemen entomologi di Cornell University.
2. Berkeringat
Setelah berolahraga atau sedang berkeringat, nyamuk akan lebih sering menghinggapi Anda. Asam laktat yang ada pada keringat terdeteksi oleh nyamuk. Jika Anda berkeringat, suhu tubuh Anda lebih tinggi. Ini juga dapat dideteksi oleh nyamuk. Suhu tubuh yang hangat lebih menarik perhatian nyamuk.
3. Golongan darah O
Nyamuk memiliki apa yang disebut preferensi arahan dan salah satu dari preferensi berhubungan dengan zat yang ada pada darah. Nyamuk lebih tertarik pada orang bergolongan darah O karena di dalam golongan darah O lebih banyak mengandung zat yang dideteksi preferensi.
"Jenis darah O cenderung memancarkan bau tertentu yang membuat nyamuk lebih tertarik," tambah Conlo, seperti laporan dari Fox News.
4. Bir
Bir dapat menyebabkan lebih banyak gigitan. Konsumsi bir secara konsisten meningkatkan daya tarik bagi nyamuk. Namun, belum jelas mengapa alasan ini menjadi salah satu faktor penyebab nyamuk lebih menyukai orang yang mengonsumsi bir.
5. Gen
Mekanisme genetik mendasari dan mempengaruhi gigitan nyamuk. Para ilmuwan dari London School of Hygiene & Tropical Medicine melaporkan, orang-orang tertentu menghasilkan obat nyamuk alami, suatu sifat yang tampaknya dikendalikan secara genetik dan sebaliknya.
Sumber: www.analisadaily.com