TitikNOL - Tahukah kamu kalau cabai rawit telah lama digunakan sebagai bagian dari pengobatan alternatif atau herbal? Dipercaya ada sejumlah manfaat cabai rawit, mulai dari menurunkan tekanan darah hingga menekan rasa lapar.
Namun, kamu sebaiknya jangan mengonsumsi cabai rawit secara berlebihan karena dapat menyebabkan sakit perut.
Orang-orang yang mengonsumsi obat pengendali tekanan darah juga sebaiknya berkonsultasi dengan dokter jika ingin makan cabai rawit dalam jumlah banyak.
Kandungan nutrisi cabai rawit
Berikut adalah kandungan nutrisi dalam satu sendok makan (5 gram) cabai rawit.
Manfaat cabai rawit untuk kesehatan
Cabai rawit mengandung capsaicin yang membuatnya dinilai bermanfaat untuk kesehatan. Kandungan ini pula yang membuatnya terasa pedas. Semakin tinggi kadar capsaicin, semakin pedas rasa cabai rawit.
Berikut adalah beberapa potensi manfaat cabai rawit untuk kesehatan.
1. Baik untuk sistem pencernaan
Berbagai komponen dalam cabai rawit dinilai bermanfaat dalam melindungi pencernaan dari infeksi, memaksimalkan produksi cairan pencernaan, dan membantu distribusi enzim ke perut.
Banyak anggapan bahwa makanan pedas yang mengandung cabai rawit dapat mengakibatkan tukak lambung.
Namun, ada penelitian yang malah menyebutkan sebaliknya, yakni kandungan capsaicin dalam cabai rawit membantu mengurangi risiko tukak lambung.
Akan tetapi, jangan terburu-buru memutuskan mengonsumsi cabai rawit apabila kamu memiliki riwayat masalah pencernaan. Sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum memutuskan untuk memakannya.
2. Baik untuk metabolisme tubuh
Kandungan capsaicin dalam cabai rawit membantu memaksimalkan pembakaran kalori. Proses ini disebut diet-induced thermogenesis yang dianggap memaksimalkan metabolisme seseorang.
Dalam sebuah studi, orang yang mengonsumsi sarapan mengandung capsaicin terbukti membakar 51 persen kalori lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak mengonsumsinya.
Namun, jika dilakukan terus menerus dalam jangka panjang, tubuh bisa beradaptasi pada efeknya sehingga kadar pembakaran kalori tidak lagi sama.
3. Mengurangi nafsu makan
Ada pula klaim manfaat cabai rawit dalam membantu mengurangi nafsu makan sekaligus membuat kenyang lebih lama.
Dalam sebuah studi, manfaat cabai rawit ini diduga berkaitan erat dengan efeknya dalam mengurangi produksi hormon ghrelin (hormon yang mengatur rasa lapar).
Penelitian tersebut menyebutkan orang yang mengonsumsi capsaicin terbukti makan lebih sedikit sepanjang hari dibandingkan dengan yang tidak.
Lebih jauh lagi, orang yang mengonsumsi suplemen capsaicin makan 10 persen lebih sedikit, sedangkan yang mengonsumsi minuman dengan capsaicin makan 16 persen lebih sedikit.
4. Berpotensi menurunkan tekanan darah
Kandungan capsaicin dalam cabai rawit berpotensi menurunkan tekanan darah. Dalam uji laboratorium terhadap tikus, konsumsi cabai rawit dalam jangka panjang dilaporkan membantu menurunkan tekanan darah.
Studi lainnya mengungkapkan bahwa ada bukti capsaicin berkontribusi dalam membuat pembuluh darah babi menjadi rileks dan menurunkan tekanan darahnya.
Meski terdengar menjanjikan, diperlukan penelitian lebih lanjut pada manusia.
5. Berpotensi meredakan nyeri
Capsaicin memiliki kemampuan meredakan nyeri apabila diaplikasikan langsung ke kulit.
Alasannya, senyawa ini dapat mereduksi substansi P, yaitu molekul protein kecil yang memberi sinyal rasa sakit ke otak. Semakin sedikit substansi P diproduksi, sinyal rasa sakit tidak bisa lagi sampai ke otak.
Krim yang mengandung capsaicin umumnya digunakan untuk mengatasi nyeri sendi, sakit pascaoperasi, atau masalah saraf. Namun, jangan aplikasikan krim ini pada luka terbuka.
6. Berpotensi meredakan gejala psoriasis
Penyakit autoimun seperti psoriasis tidak bisa diobati. Namun, krim dengan kandungan capsaicin disebut mampu mengatasi rasa sakit dan menyamarkan luka akibat psoriasis.
Dalam sebuah studi, penderita psoriasis yang diberikan obat topikal mengandung capsaicin merasakan gatal, kemerahan, dan kulit kering yang jauh berkurang.
Temuan ini juga berkaitan dengan produksi substansi P dalam tubuh.
7. Berpotensi menurunkan risiko kanker
Kandungan capsaicin dalam cabai rawit juga dianggap mampu menurunkan risiko kanker. Sebab, senyawa ini terbukti dapat memperlambat pertumbuhan sel kanker. Bahkan, sel kanker dapat dilawan dalam kasus kanker prostat, pankreas, dan kulit.
Meski menjanjikan, diperlukan lebih banyak penelitian lanjutan pada manusia. Sejauh ini, penelitian yang ada hanya berbasis uji laboratorium dan tes pada binatang, sedangkan efeknya pada manusia masih belum diketahui.
Potensi bahaya cabai rawit
Saat mengolah cabai rawit atau jenis cabai lainnya, sebaiknya kamu tidak menyentuh mata dan kulit karena dapat menyebabkan iritasi. Segera cuci tangan hingga bersih setelah memotong atau menyentuhnya.
Selain itu, jika kamu rentan mengalami sakit perut atau mulas setelah mengonsumsi makanan pedas, sebaiknya hindari cabai, terutama dalam porsi besar.
Konsumsi cabai rawit segar atau bubuk dalam porsi normal umumnya aman. Namun, lain halnya dengan mengonsumsi suplemen cabai rawit dalam dosis tinggi.
Bagi beberapa orang, mengonsumsi suplemen cabai rawit dalam dosis tinggi dapat menyebabkan efek samping berbahaya, termasuk detak jantung tidak teratur dan tekanan darah tinggi.
Meskipun jarang terjadi, ada kasus serangan jantung yang tampaknya terkait suplemen cabai rawit dosis tinggi. Oleh karena itu, hindari konsumsi jenis suplemen cabai rawit dalam dosis tinggi.
Terakhir, jika kamu sedang mengonsumsi obat penurun tekanan darah atau obat pengencer darah, sebaiknya konsultasi dengan dokter sebelum menggunakan krim yang mengandung capsaicin.
Berita ini telah tayang di sehatq.com, dengan judul: 7 Potensi Manfaat Cabai Rawit untuk Kesehatan dan Bahayanya