Sabtu, 23 November 2024

Tahun Baru, Puncak Merapi Tertutup Bagi Pendaki

Ilustrasi mendaki gunung. (Dok: okezone)
Ilustrasi mendaki gunung. (Dok: okezone)

TitikNOL - Balai penelitian, penyelidikan dan pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta sudah melayangkan surat ke pemerintah kabupaten Sleman, Magelang, Klaten dan Boyolali untuk melarang para pendaki melakukan pendakian ke puncak Merapi menjelang pergantian tahun 2016/2017 atau saat tahun dan atau malam tahun baru.

"Pendakian hanya diperbolehkan sampai satu kilometer dibawah puncak Merapi atau hanya sampai Pasar Bubrah," ujar Kepala BPPTKG Yogyakarta, I Made Agung Nandaka, Ahad (18/12).

Pihaknya kata Made, juga akan berkoordinasi dengan pengelola Taman Nasional Gunung Merapi terkait hal tersebut. Diakuinya pasca erupsi 2010 lalu sisi kubah di puncak Merapi tidak stabil. Jika pendakian dilakukan hingga puncak Merapi maka hal tersebut bisa membahayakan nyawa pendaki. "Kubah tidak stabil, bisa saja terjadi longsor dan membahayakan pendaki," ujarnya.

Pendakian hanya diperbolehkan di bawah puncak Merapi saja. Apalagi kata dia, saat ini musim penghujan dengan intensitas tinggi. Curah hujan yang tinggi juga membahayakan stabilitas material vulkanik di puncak Merapi. Karenanya kemungkinan longsoran material bisa terjadi. Selain larangan pendakian ke puncak Merapi, BPPTKG juga memetakan pontensi lahar dingin di beberapa sungai di kaki Merapi.

Meskipun potensinya semakin mengecil karena sisa material bekas erupsi 2010 lalu semakin berkurang, namun hal tersebut juga masih harus diwaspadai terutama penduduk yang bermukin di bantaran sungai yang berhulu di kaki Merapi. Berdasarkan pemetaan terakhir kata Made, potensi material vulkanik yang berada di lereng Merapi bekas erupsi 2010 masih sekitar 20 juta meter kubik.

"Tersebar di semua lereng Merapi, hanya terbanyak memang di hulu sungai. Posisinya juga semakin padat sehingga potensi banjir lahar semakin berkurang," ujarnya. Meski begitu kewaspadaan tetap harus dilakukan. Aktivitas Gunung Merapi sendiri saat ini masuk ketegori normal aktif. Terjadi kegempaan vulkanik di dalam namun merupakan aktivitas magmatis semata.

Sumber: www.republika.co.id

TAG alam
Komentar