TitikNOL - Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, Susy Susanti, menyebut PBSI tak mematok target terlalu tinggi pada All England 2017 yang akan digelar di Birmingham, Inggris, 7-12 Maret mendatang. Susy hanya berharap Indonesia minimal bisa mempertahankan prestasi seperti pada edisi 2016 dengan meraih satu gelar juara.
Pada All England 2016, Indonesia berhasil meraih gelar juara di nomor ganda campuran melalui pasangan Praveen Jordan/Debby Susanto. Kala itu, Praveen/Debby mengalahkan wakil Denmark, Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen 21-12, 21-17 pada babak final.
"Melihat prestasi tunggal putri, tunggal putra, dan ganda putri yang saat ini belum meraih hasil maksimal, maka PBSI hanya mematok target realistis. Satu gelar juara harus diraih para pemain pada All England 2017," kata Susy kepada wartawan, Jumat (3/3/2017).
"Mudah-mudahan Indonesia bukan cuma meraih satu gelar pada All England 2017. Siapa tahu para pemain bisa membuat kejutan atau setidaknya mengalami peningkatan level di semua sektor," ujar Susy.
Diakui Susy, tanpa kehadiran pasangan Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari, grafik sektor tunggal putri mengalami penurunan. Nitya diperkirakan harus menepi hingga September 2017 setelah menjalani operasi lutut.
"Di ganda putri sebetulnya Indonesia bisa berharap pada Greysia/Nitya. Namun, karena Nitya cedera Greysia akan bermain dengan Rizki Amelia Pradipta. Sejauh ini kami masih mencari paduan terbaik dari pemain yang ada," tutur Susy.
Susy mengatakan hasil para pemain pada All England 2017 akan menjadi bahan evaluasi PBSI untuk persiapan menghadapi ajang bergengsi selanjutnya pada tahun ini seperti Piala Sudirman dan Kejuaraan Dunia.
"Nilai juara All England itu sangat tinggi untuk seorang pemain, jadi hasil baik di sana akan menjadi kebanggan tersendiri buat mereka. Selain itu, All England 2017 juga menjadi evaluasi kami untuk melakukan penilaian kepada para pemain," tutup Susy Susanti.
Sumber: www.bola.com