SERANG, TitikNOL - Di tengah arus deras modernisasi, pegiat kesenian Betawi masih tetap bertahan hingga kini. Dalam mengapresiasi hal itu Erick Thohir mengunjungi Padepokan Pitulung, Sadulur Congkok di Jalan Belakang Kelurahan No. 48 Rt 03/Rw 03, Kapuk, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat, DKI Jakarta.
Dalam kunjungannya Erick Thohir melakukan dialog dan menyerap aspirasi dari pegiat kesenian Betawi.
Saat di lokasi Erick Thohir disuguhkan dengan berbagai atraksi kesenian budaya Betawi seperti silat, palang pintu, lenong, serta tarian khas Betawi.
Dalam sambutan, Pimpinan Padepokan Pitulung Congkok Bapak Bahtiar atau biasa disapa Abah Meong mengatakan, dirinya menyampaikan aspirasi teman-teman di pegiat budaya, bahwa mereka mempunyai tekad yang sama dalam mengembangkan budaya.
"Jadi teman-teman di budaya, wabil khusus yang tergabung di Asabri ini, mereka tidak hanya ingin melestarikan budaya. Karena menurut kami melestarikan budaya kita, museum kan saja sudah cukup, selesai. Tapi kita bertekad mengembangkan budaya, dikembangkan budayanya," ujarnya.
"Kalau kita tidak kembangkan, satu contoh belajar silat Betawi dua tahun, selesai. Kalau gak di kembangkan, anak kita selesai nongkrong di pasar jadi jawara. Kita ga mau seperti itu, kita mau anak kita dari tradisi menuju prestasi, kita mau seperti itu," tambahnya.
Abah Meong mengungkapkan dirinya Inging menciptakan anak-anak bangsa yang kuat dari budaya.
"Kita lebih fokus pembinaan, karena silat menjadikan anak anak kita, anak anak bangsa kita menjadi anak anak yang kuat. Alhamdulillah anak-anak yang ikut silat, anak anak saya, tidak ada yang kena narkoba," ujarnya.
Menanggapi hal itu, Erick Thohir menegaskan dirinya sepakat, bahwa dibutuhkan pengembang dalam melestarikan kebudayaan.
"Insya Allah silahturahmi ini bukan yang pertama dan terakhir, dan insya Allah kita coba jaga bagaimana kebudayaan kita. Insya Allah kita bekerja sama bagaimana kita membuat kegiatan tahunan, supaya tadi, saya setuju, bahwa mengembangkan budaya atau pencak silat tidak hanya dibutuhkan kejuaraan, tapi juga pengembangan," ujarnya.
Erick mengatakan pertandingan dan pengembangan harus berjalan beriringan dalam menjaga budaya.
"Bahwa kebudayaan ada yang namanya pengembangan, ada yang namanya pertandingan, dua-duanya harus berjalan seiringan. Demikian juga dengan budaya Betawi lainnya.
Inilah yang harus kita jaga, kalau kita bicara lenong. Kalau ga kita jaga, ya hilang," katanya.
"Insya Allah pokoknya bukan yang pertama dan terakhir. Yang penting kita tadi silahturahim merajut saling ngejaga, saling menghormati," tutupnya.