SERANG, TitikNOL – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten merilis data terkait peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Provinsi Banten. Dalam angka yang dirilis, IPM Banten di tahun 2014 mencapai 69,89 persren. Namun angka ini meningat 0,38 atau tumbuh 0,55 persen pada 2015 yang mencapai 70,27. Dengan peningkatan angka IPM itu, ada perubahan status pembangunan manusia di Banten dari ‘Sedang’ menjadi ‘Tinggi’.
Adapun yang menyebabkan meningkatnya IPM di Banten terjadi pada seluruh komponen pembentuk yakni bayi yang baru lahir pada tahun 2015 memiliki peluang untuk hidup hingga 60,43 tahun, meningkat 0,30 tahun dibandingkan tahun sebelumnya.
Kemudian, peluang anak-anak usia 7 tahun untuk bersekolah juga meningkat dari 12,31 tahun menjadi 12,35 tahun. Lalu, penduduk usia 25 tahun ke atas, secara rata-rata telah menempuh pendidikan selama 8,27 tahun, meningkat 0,08 tahun dibandingkan tahun 2014. Lalu, pengeluaran per kapita disesuaikan (harga konstan 2012) masyarakat telah mencapai 11,26 juta rupiah pada tahun 2015, meningkat 111 ribu rupiah dibandingkan tahun sebelumnya.
IPM sendiri dihitung berdasarkan rata-rata geometrik dari indeks pengetahuan, indeks kesehatan dan indeks pengeluaran. Penghitungan ketiga indeks ini dilakukan dengan melakukan standardisasi dengan nilai minimum dan maksimum masing-masing komponen indeks.
Secara umum, pembangunan manusia Banten selama periode 2010-2015, sesungguhnya secara konsisten selalu meningkat. Hanya saja, pertumbuhan atau kecepatannya sejak tahun 2013 terus mengalami perlambatan.
Selama periode tersebut, IPM Banten telah meningkat dari 67,54 menjadi 70,27, sedangkan kecepatannya melambat dari 1,01 persen menjadi 0,55 persen. Meskipun demikian, IPM Banten telah menunjukkan kemajuan yang cukup besar, karena status pembangunan manusianya meningkat dari “Sedang” (60<IPM<70) menjadi “Tinggi” (70≤IPM<80).
Seperti diketahui, IPM adalah indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia. Dalam IPM dijelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan, antara lain pendapatan, kesehatan, pendidikan dan sebagainya. (Red)