CILEGON, TitikNOL - Sebagai Calon Walikota Cilegon, Isro Miraj memiliki latar belakang yang kuat dalam dunia pendidikan Pesantren. Isro menghabiskan masa mudanya sebagai santri, di mana ia belajar nilai-nilai agama, disiplin, dan tanggung jawab. Sebagai santri, Isro terbiasa dengan kehidupan yang sederhana namun penuh dengan kedisiplinan dalam menjalankan ibadah dan mengikuti proses pendidikan yang ketat.
Begitu juga dengan Calon Wakil Walikota Cilegon, Nurrotul Uyun tumbuh dalam lingkungan yang kental dengan nuansa pendidikan Islam, karena ia adalah putri seorang ulama. Pendidikan yang diperolehnya dari keluarga ulama memberinya wawasan mendalam tentang tantangan dan kebutuhan masyarakat, terutama terkait dengan pendidikan moral dan agama.
Latar belakang kehidupan Isro dan Uyun kini menjadikannya pribadi yang memahami pentingnya pendidikan agama dalam membentuk karakter generasi muda, serta peran sentral moralitas dalam pembangunan masyarakat.
"Oleh karena itu, pendidikan agama menjadi hal yang sangat penting dalam membentuk karakter dan moralitas masyarakat, terutama generasi muda, " kata Isro dalam keterangan tertulisnya saat momentum peringatan Hari Santri Nasional, 22 Oktober 2024.
Isro-Uyun memandang pendidikan agama sebagai benteng utama untuk melindungi marwah kota santri. Dengan memperkuat pendidikan agama, masyarakat Cilegon diharapkan mampu menanamkan nilai-nilai religius dalam kehidupan sehari-hari.
"Kami ingin mewujudkan SDM yang unggul dengan perbaikan kualitas layanan pendidikan madrasah dan pesantren," ujarnya.
Komitmen Isro-Uyun dalam menjaga marwah kota santri di Cilegon bukanlah upaya sesaat, melainkan bagian dari visi jangka panjang. Ia berupaya membangun generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat secara spiritual.
"Sebagai bentuk komitmen Isro-Uyun, terdapat program pro rakyat dengan memberikan Rp 1 juta untuk honor guru madrasah, Rp750.000 untuk honor guru RA, TPQ, TKQ dan PAUD, serta Rp500.000 diberikan untuk guru ngaji," jelasnya.
Sementara itu, Madrasah juga mendapatkan anggaran BOSDA Rp20 juta dan Rp25 juta untuk oprasional Pondok Pesantren.
"Biaya SPP Madrasah juga digratiskan, " tutur Isro.
Dalam pandangan Isro-Uyun, menjaga marwah kota santri adalah tanggung jawab bersama. Kota Cilegon di masa depan diharapkan akan menjadi kota yang modern, namun tetap mempertahankan identitasnya sebagai kota santri yang penuh dengan nilai-nilai moral dan keagamaan. (Ardi/TN).