Rabu, 27 November 2024

5 Kelemahan Kaum Perempuan dalam Mengelola Keuangan

Ilustrasi. (Dok: huffingtonpost)
Ilustrasi. (Dok: huffingtonpost)

TitikNOL - Perempuan memang lebih dikenal sebagai bendaharanya keluarga. Di mana lelaki yang memiliki peran sebagai pencari nafkah, lalu perempuan lah yang bekerja sebagai pengatur uang. Dengan begitu, sebuah keluarga bisa melakukan kerja sama.

Akan tetapi, ternyata perempuan juga memiliki beberapa kelemahan dalam mengelola uang. Namun, dalam hal ini bukan berarti perempuan tidak cocok untuk ditempatkan dalam bagian keuangan, hanya saja ada beberapa bagian yang terkadang masih jadi kelemahan pada perempuan dalam masalah pengaturan uang.

Dalam artikel ini, kami akan membahas 5 kelemahan perempuan dalam mengelola uang, terutama keuangan keluarga.

1. Lemah akan produk make up yang diskon

Semua orang tentu sudah tahu bahwa perempuan bisa lemah dengan produk-produk dengan potongan harga yang besar. Terlebih lagi untuk produk-produk make-up. Di tambah lagi, kini sudah berbagai macam jenis make up yang biasa di beli oleh perempuan.

Hal inilah yang biasa menjadi sebuah kelemahan perempuan dalam mengelola keuangan, terutama keuangan keluarga. Untuk beberapa perempuan, bukannya tidak mungkin perempuan menggunakan beberapa bagian dari keuangan keluarga untuk menambahkan uang pembelian make up mereka.

Padahal, alangkah lebih baiknya jika perempuan bisa menjaga keuangan keluarganya, terutama mereja yang sudah memiliki anak. Ada banyak sekali investasi yang harus Anda lakukan, terutama untuk investasi sang anak dalam masa depannya.

2. Kurang sigap dalam menghadapi situasi tidak terduga

Siapa yang ingin keluarganya terkena musibah, apalagi kita semua tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi ke depannya. Sebagai contoh saja, suami yang meninggal, atau suami yang perusahaannya bangkrut.

Kebanyakan dari perempuan tidak memperhatikan hal-hal sedetail ini. Padahal, alangkah lebih baiknya jika perempuan melakukan investasi sedini mungkin. Salah satunya seperti asuransi kesehatan, asuransi pendidikan anak, dan juga asuransi jiwa. Dengan begitu, Anda semua bisa lebih sigap apabila musibah-musibah tersebut terjadi pada keluarga Anda.

Selain itu, seorang perempuan pun sangat disarankan untuk memisahkan keuangan keluarga untuk masalah yang tidak terduga ini. Apabila pada akhirnya memang tidak dipakai, Anda bisa mengalokasikan keuangan ini untuk menambahkan biaya sang anak nantinya.

3. Ragu untuk berinvestasi

Menyambung ke poin-poin sebelumnya, perempuan sangat disarankan untuk berani melakukan investasi. Namun, kebanyakan wanita masih ragu untuk melakukan investasi. Banyak sekali investasi yang bisa Anda lakukan selagi menjadi ibu rumah tangga, seperti investasi emas, dana reksa dan juga investasi-investasi lainnya.

Jangan ragu untuk berinvestasi, dan jangan menunggu sampai sang suami melakukan investasi terlebih dahulu. Perempuanmemang dikenal sebagai makhluk yang memiliki pemikiran panjang. Namun, investasi yang benar pun bisa jadi sangat menguntungkan nantinya.

4. Terlalu patuh dengan suami

Kebudayaan timur yang dimiliki perempuan Indonesia memang masih belum sepenuhnya mengusung paham feminisme. Banyak dari para istri yang masih sangat nurut dengan suaminya. Mereka melakukan segala sesuatu yang disuruh oleh sang suami, termasuk dalam pengaturan keuangan.

Namun, pada dasarnya, perempuan seharusnya bisa lebih berani dalam mengatur keuangan keluarga. Cobalah untuk lebih memiliki sikap dalam mengatur keuangan. Sebagai ibu rumah tangga, Anda akan memiliki waktu yang lebih banyak dalam mengatur keuangan keluarga. Cobalah untuk membuat anggaran khusus dan juga melakukan beberapa investasi.

5. Tidak tahan melihat diskon

Bukan rahasia lagi apabila perempuan senang dalam berbelanja. Bukan hanya belanja untuk kepentingan dirinya saja, tetapi juga untuk kepentingan suami atau sang anak. Terkadang, mereka memaksakan diri untuk berbelanja di toko-toko yang menjual barang dengan potongan harga. Baik itu barang untuk dirinya, suaminya, atau pun untuk anaknya. Padahal, barang tersebut tidak begitu penting dalam kehidupan mereka.

Sumber: www.suara.com

Komentar