Rabu, 2 April 2025

Batik Cikadu Tanjung Lesung, Berawal Belajar Membatik Hingga Ciptakan Ekonomi Kreatif

Proses pembuatan batik Cikadu Tanjung Lesung (Foto: TitikNOL)
Proses pembuatan batik Cikadu Tanjung Lesung (Foto: TitikNOL)

PANDEGLANG, TitikNOL - Batik merupakan salah satu budaya dan identitas Indonesia. Dalam menjaga kelestariannya, batik sering dijadikan seragam mulai dari sekolah hingga pemerintahan.

Tidak hanya itu, pakaian batik juga kerap menjadi simbol acara resmi, terutama dalam sebuah pernikahan di daerah.

Di wilayah Banten bagian Selatan, ternyata ada batik yang tak kalah keren. Motif batik yang mengangkat ciri khas daerah, menambah nilai estetika. Bahkan saat ini, batik itu dijadikan seragam.

Nama batik itu adalah Batik Cikadu Tanjung Lesung. Dengan bergambarkan badak, batik itu menjadi beda dengan bati-batik lainnya.

Namun yang menarik, usaha batik itu bagian dari ekonomi kreatif dari masyarakat Cikadu, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Pandeglang, Banten.

Inspirasi adanya usaha batik berawal dari kaum perempuan yang senang dengan seni membatik. Sosok pengajar membataik di Cikadu adalah mbak Aya.

Dia merupakan kelahiran Pekalongan yang diboyong oleh suaminya tinggal di Cikadu, Pandeglang.

Dari hobinya itu, mbak Aya mengajarkan seni membatik kepada tetangganya. Hingga akhirnya saat ini menciptakan motif batik Cikadu yang menjadi ciri khas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang.

"Awalnya kita yang ngajarin. Kita orang Pekalongan sudah bisa membatik," katanya saat ditemui di lokasi, Sabtu (4/12/2021).

Ia menceritakan, setelah beberapa tetangganya lihai membatik, mereka menciptakan ekonomi kreatif dengan menjual hasil karyanya. Hingga pada akhirnya ada sebuah galeri batik Cikadu Tanjung Lesung.

"Yang ada badaknya, ciri khas Batik Cikadu Tanjung Lesung. Bedanya dari ikon masing-masing yang terkenal," ucapnya.

Ia menyebutkan, membuka usaha batik itu sejak dari tahun 2016. Tujuannya untuk membuka peluang pendapatan ekonomi kaum perempuan, yang biasanya hanya menunggu suami berladang di rumah.

Dengan membatik, dirinya ingin memberdayakan perempuan untuk meningkatkan krativitas dan meningkatkan ekonomi. Sehingga, pendapatan keluarga tidak hanya mengandalkan suami.

"Udah 6 tahun dari 2016. Awalnya kita yang ngajarin. Di sini nggak ada keturunan batik. Untuk menambah ekonomi ibu-ibu," tuturnya.

Ia mnegaku adanya batik Cikadu dengan motif badak, karena saat itu wilayah Tanjung Lesung diusulkan untuk menciptakan prodak oleh-oleh yang tidak ada batas kadaluarsa.

Memanfaatkan momen tersebut, akhirnya tercipta motif badak menjadi batik. Terlebih, kawasan Tanjung Lesung masuk dalam destinasi wisata prioritas.

"Kan karena awalnya pariwisata tanjung lesung diusulkan disuruh buat oleh-oleh, karena senang seni milih batik. Dari dinas harus mengusulkan batik Cikadu (jadi seragam Pemkab Pandeglang) dari Bupati Irna," terangnya.

Aya mengaku usaha batik sempat mengalami penurunan sejak awal pandemi. Namun dengan kondisi yang landai saat ini, sudah banyak pemesan batik dari berbagai luar daerah.

"Kalau pandemi alhamdulilah udah ramai, kalau awal pandemi sepi nggak ada pengunjung," paparnya.

Untuk menghasilkan motif yang bagus, kata dia, harus telaten dan sabar. Proses batik Cikadu dengan motif badak, kurang lebih membutuhkan waktu tiga hari.

Proses pembuatan batik di Cikadu, hingga kini masih menggunakan alat-alat yang tradisional. Sebab pembuatan hingga pencucian batik masih manual. Tidak ada mesin pencetak. (TN3)

Komentar