TitikNOL - Seseorang yang terbiasa tidur larut malam sering mengira bahwa dirinya menderita insomnia. Padahal bukan, karena Anda tergolong mengalami gangguan ritme sirkadian.
Gangguan tidur ini tak jarang dialami oleh masyarakat yang hidup di kota besar yang tidak pernah sepi, layaknya ibu kota Jakarta. Apalagi bagi generasi milenial yang sudah terbiasa dengan keramaian kehidupan malam hari.
Jam tidur menjadi kacau, karena Anda seringkali memulai berbaring di kasur pada waktu dini hari. Bangun tidur pun kesiangan yang membuat Anda sangat kesulitan untuk beraktivitas seperti orang lain.
Sekalinya bangun pagi, tubuh akan mengalami dampak kelelahan atau merasa tidak berenergi akibat kurang tidur. Wajah tampak lesu, sering menguap, bahkan kehilangan semangat untuk bekerja.
Gangguan ritme sirkadian, menurut Dokter Spesialis Saraf dr Astuti SpS, membuat orang tidak memiliki efisiensi tidur secara normal. Biasanya setiap orang yang mengalami gangguan ini hanya mengambil waktu tidur sekira dua hingga tiga jam saja, kemudian bangun untuk beraktivitas normal.
"Orang kena gangguan sirkadian jam tidurnya normal, biasanya lebih dari enam jam. Badan langsung segar ketika bangun," ujarnya saat ditemui di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (18/11/2016).
Penyebabnya, terang dr Astuti, karena setiap orang memiliki program tidur teratur ketika larut malam. Otak memiliki sinyal lelah dan harus istirahat yaitu dengan tidur.
"Batang otak kita punya alarm untuk menyuruh tidur. Misal kalau kebiasaan tidur pukul 00.00 akan mengalami kesulitan tidur sebelum waktunya tiba," tambahnya.
Masalah ini tentu akan menimbulkan banyak dampak buruk jika tidak segera diatasi. Metabolisme tubuh terganggu, sehingga mengakibatkan ketidakseimbangan hormon dalam tubuh.
"Kalau sudah terganggu, banyak memicu penyakit metabolik yang menyebabkan kematian dalam waktu cepat," simpulnya.
Sumber: www.okezone.com