SERANG, TitikNOL - Sudah setahun lebih, seluruh Dunia, termasuk Indonesia berada di situasi yang tidak menyenangkan. Pandemi Covid-19 atau Corona ini membuat kegiatan di berbagai bidang terhenti. Adanya jarak yang harus diikuti oleh masing-masing untuk menghindari dari risiko tertular. Tidak lupa juga tetap menerapkan protokol kesehatan.
Kamu pasti sudah dengar mengenai penemuan varian virus Covid-19 atau Corona baru dari Inggris dan Afrika Selatan sejak bulan Desember 2020 lalu? Varian-varian virus Covid-19 atau Corona baru ini disebut lebih cepat menyebar, sehingga para ahli medis merekomendasikan penggunaan masker dua lapis, atau menggunakan Masker KN95 atau Masker N95.
Mengenakan masker merupakan bagian dari protokol kesehatan yang wajib dipatuhi selama pandemi virus Covid-19 atau Corona. Hal ini pun harus terus diperhatikan dengan saksama, mengingat regulasi penggunaan masker yang berubah-ubah.
Di awal pandemi, otoritas menyarankan masyarakat untuk memakai masker bedah. Setelah beberapa bulan, penggunaan masker kain juga diperbolehkan. Namun belakangan ini, penggunaan masker kain scuba dan buff dilarang oleh Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) karena tidak efektif menangkal virus Covid-19 atau Corona.
Dibanding masker kain atau masker bedah biasa, kedua jenis masker ini diyakini bisa menyaring lebih banyak partikel di udara daripada. Namun, masker KN95 dan N95 memiliki standar yang berbeda, jadi tampaknya kamu harus berhati-hati dalam memutuskan mana yang tepat untuk digunakan saat beraktivitas di tempat umum.
Untuk memudahkan kamu mengenali Masker KN95 dan Masker N95, yuk ketahui apa saja perbedaannya!
Apa Sih Masker KN95 Itu?
KN95 sebetulnya terkait erat dengan N95, tetapi hanya yang terakhir yang disetujui untuk digunakan dalam pengaturan medis di Amerika Serikat (AS). Alasannya cukup sederhana: N95 adalah standar AS, sementara KN95 adalah standar China. Keduanya dinilai dapat menyaring 95 persen partikel yang sangat kecil.
Karena kekurangan alat pelindung diri (APD) di AS pada awal pandemi, CDC telah mengizinkan penggunaan masker KN95 sebagai alternatif yang sesuai untuk masker N95. Namun, sejumlah rumah sakit dan pengguna KN95 lainnya telah menunjukkan beberapa ketidaksesuaian dalam kualitas.
Topeng KN95 terlihat sangat mirip dengan N95 pada pandangan pertama, tetapi memiliki jahitan di bagian tengah yang memungkinkan untuk melipat topeng menjadi dua. Masker menggunakan loop telinga untuk menggunakannya.
Masker KN95 bekerja mirip dengan masker N95, tetapi tidak diatur oleh organisasi yang sama. Hal ini menimbulkan beberapa pertanyaan tentang kemanjuran masker KN95 dalam pengaturan bedah.
Dalam sebuah analisis, ditemukan bahwa hingga 70 persen penutup wajah yang diimpor dari luas AS tidak memenuhi standar untuk efektivitasnya. Meski begitu, masker KN95 tetap lebih baik daripada masker bedah atau masker kain.
Bagi kebanyakan orang, masker N95 dan masker KN95 memiliki perbedaan yang dapat diabaikan. Jika kamu bukan pekerja perawatan kesehatan, keduanya sudah cukup untuk melindungimu.
Namun, jika kamu tidak dapat menemukan kedua jenis masker tersebut, pertimbangkan untuk membuat masker ganda dengan masker bedah di bawah masker kain.
Masker KN95 juga termasuk dalam kategori Filtering Facepiece Respirator (FFR) sekali pakai. Masker respirator ini mampu melindungi pemakainya dari tetesan atau droplet hingga aerosol.
Umumnya, masker respirator KN95 berwarna putih dengan bentuk sedikit bulat. Permukaannya pun cukup tebal sehingga mampu menyaring material kecil sebesar 2,5 mikron.
Masker KN95 awalnya digunakan di daerah kota dengan kualitas udara yang buruk. Tujuannya agar mengurangi risiko penyakit yang disebabkan oleh polusi seperti influenza, sakit tenggorokan, stroke, dan kanker paru-paru.
Namun sejak pandemi Covid-19, masker ini sering digunakan untuk mencegah paparan virus Covid-19. Mengingat kemampuannya yang mampu menyaring hingga 95% partikel kecil di udara.
Apa Sih Masker N95 Ttu?
Masker N95 dan KN95 memang terdengar serupa dalam beberapa hal. Namun, kedua jenis masker itu memiliki beberapa perbedaan yang perlu diketahui. Masker N95 dan masker KN95 biasanya terdiri dari beberapa lapisan polimer plastik polipropilen, bahan sintesis dan dirancang untuk dikenakan di atas mulut dan hidung.
Meski begitu, ada beberapa perbedaan antara masker N95 dan KN95. Selain nama maskernya yang berbeda, perbedaan utama dari kedua masker itu adalah proses masker disertifikasi. Menurut laporan, masker N95 harus melalui proses pemeriksaan dan sertifikasi yang ketat dari sebuah divisi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit yang disebut Institut Nasional untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Namun, karena permintaan dan kebutuhan APD selama pandemi, produsen masker KN95 dapat memperoleh persetujuan dari Food and Drug Administration melalui otorisasi darurat untuk sertifikasi asing selama memenuhi persyaratan filtrasi 95 persen. FDA mengatakan produsen masker KN95 juga harus memberikan dokumentasi bahwa masker dan bahan yang digunakan adalah asli.
Guna mendapatkan sertifikasi itu, masker KN95 harus memenuhi persyaratan pemerintah China dengan uji kesesuaian masker, salah satunya kebocoran kurang dari atau sama dengan 8 persen saat pengujian. Meskipun masker N95 tidak memiliki persyaratan yang sama, persyaratan masker N95 sedikit lebih ketat terkait penurunan tekanan pada masker saat bernapas.
Hal itulah yang membuat masker N95 lebih nyaman digunakan sambil bernapas daripada sebagian besar masker KN95. Karena, masker N95 memiliki persyaratan serupa untuk menghembuskan napas.
Sertifikasi yang disebutkan berkaitan dengan standar negara dan peraturan dibuat bukan dari tempat pembuatan masker.
Sebagian besar masker N95 masih dibuat di China. Demikian pula, CDC telah mengizinkan penggunaan masker KN95 sebagai alternatif yang sesuai untuk masker N95 selama pandemi virus Covid-19 atau Corona. Tapi, masker tetap tidak boleh dipakai oleh anak-anak atau orang dengan bulu wajah yang lebat. Masker N95 dan KN95 juga berbeda dengan masker kain yang bisa digunakan kembali.
Masker N95 terbaik hanya efektif bila dipakai sekali atau dua kali. Di samping itu, CDC telah menyetujui masker N95 dan FDA menyetujui masker KN95. Masker N95 adalah masker yang dianggap sebagai standar emas penutup wajah di dunia medis, dan bahkan dalam industri konstruksi. Penutup wajah ini berbeda dari masker bedah karena ujung-ujungnya dirancang agar pas dengan wajah pemakainya.
U.S. Food and Drugs Administration mendefinisikan masker N95 sebagai "alat pelindung yang dirancang untuk mencapai kesesuaian wajah yang sangat rapat dan penyaringan partikel di udara yang sangat efisien".
Namun, Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sejauh ini masih tidak merekomendasikan masyarakat umum untuk memakainya. Pasalnya, cadangan N95 yang ada di pasaran adalah persediaan untuk tenaga medis.
Masker N95 terbuat dari serat polipropilen tanpa anyaman yang kuat tetapi fleksibel. Mereka sebagian besar bulat dengan tonjolan di dekat bagian atas untuk membantu menutupi hidung. Tali elastis juga bisa meregang di sekitar kepala untuk menahan masker di tempatnya. N95 terkadang dilengkapi katup untuk mempermudah penghirupan dan pernapasan, tetapi ini sebenarnya tidak diperlukan.
Masker juga diberi label dengan "N95" di atasnya, jadi saat kamu menemukan kesalahan ketik, bisa jadi berarti menggunakan yang palsu.
N95 menyaring setidaknya 95 persen partikel yang sangat kecil yang berukuran sekitar 0,3 mikron. Namun, menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Occupational and Environmental Hygiene, masker ini dilaporkan dapat menyaring sekitar 99,8 persen partikel dengan diameter sekitar 0,1 mikron. Virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 sendiri memiliki diameter sekitar 0,1 mikron, jadi N95 sangat cocok untuk melindungimu selama pandemi.
Apakah Masker KN95 Tidak Seefektif Masker N95?
Dilansir Healthline, laporan terbaru menyebut masker KN95 tidak memiliki efektivitas yang sama dengan masker standar Amerika Serikat (AS), N95.
Hal tersebut merujuk kepada penemuan peneliti Emergency Care Research Institute (ECRI). Penemuan tersebut menyebut masker KN95 yang digunakan di beberapa rumah sakit selama enam bulan terakhir tidak memenuhi standar AS.
ECRI menguji sekitar 200 masker KN95 dari 15 produsen yang berbeda. Hasilnya, sekitar 60 hingga 70 persen masker tersebut tidak menyaring 95 persen aerosol.
Para Petugas Medis Tidak Direkomendasikan Menggunakan Masker KN95?
Mengacu kepada National Personal Protective Technology Laboratory AS (NIOSH), masker KN95 hanya boleh digunakan oleh tenaga medis sebagai pilihan terakhir. Maksudnya, saat terjadi situasi kritis ketika masker N95 tidak tersedia.
Di sisi lain, menurut peneliti ECRI, masker KN95 masih bisa memberikan perlindungan lebih baik ketimbang masker bedah atau kain. Oleh karena itu, dalam kondisi tertentu, masker jenis ini masih dapat digunakan.
Terlepas dari itu, fakta menyebut bahwa penggunaan masker KN95 di area berisiko tinggi terpapar virus Covid-19 atau Corona sangat tidak disarankan. Pasalnya, masker tersebut tidak mampu menjamin keselamatan para tenaga medis.
Menanggapi temuan tersebut, salah satu dokter menjelaskan ketidakefektifan masker KN95 menyaring aerosol memang dapat membahayakan tenaga medis. Terutama kepada mereka yang sehari-hari berkontak erat dengan pasien.
Dengan demikian, dokter menyarankan untuk mengusut lebih lanjut kepada produsen masker soal klaim yang dikeluarkan sebelumnya. Mengapa bisa terjadi ketidakcocokan klaim dengan fakta di lapangan.
Tips Menentukan Masker yang Tepat Sesuai Kebutuhan
Penggunaan masker dapat menurunkan risiko tertular Covid-19 atau Corona. Karena itu, setiap orang perlu terus mengenakan masker saat beraktivitas.
Bagi tenaga medis, keefektifan masker menjadi sebuah keharusan. Masker N95 adalah salah satu yang disarankan, karena memiliki kemampuan menyaring aerosol hingga 95 persen.
Sementara untuk masyarakat umum, ada berbagai pilihan masker yang dapat dikenakan. Menurut dokter, masyarakat umum dapat menggunakan masker kain tiga lapis. Penggunaan masker medis atau bedah dapat dilakukan oleh mereka yang sedang sakit.
Selain itu, penggunaan masker dengan tepat juga penting untuk diperhatikan. Jangan sampai salah memakai masker, karena manfaatnya bisa sia-sia.
Selalu kenakan jenis masker dan cara pemakaian yang benar, agar risiko tertular virus Covid-19 atau Corona dapat diminimalkan. Pastikan pula sealu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum memakai masker. Hindari terlalu sering menyentuh masker.
Seperti itulah perbedaan antara Masker KN95 dan Masker N95, semoga dengan informasi berikut kamu bisa memilih dan menentukan masker terbaik yang bisa kamu gunakan untuk menghindari virus Covid-19 atau Corona ini. Tetap patuhi protokol kesehatan, stay healthy and safety!