Rabu, 9 April 2025

Buka Store Bolu Kukus di Serang, Boga Karya Siliwangi Lestarikan Budaya Pasundan

Foto: Istimewa
Foto: Istimewa

SERANG, TitikNOL - CV. Boga Karya Siliwangi, resmi membuka store bolu kukus di Jalan Raya Serang-Jakarta, tepatnya di samping Terminal Pakupatan.

Dengan menawarkan 14 varian rasa, bolu kukus prodak dari tanah Pasundan itu mengedepankan cita rasa aneka hasil pertanian. Di hari pertama pembukaan toko, masyarakat Serang langsung berbondong-bondong hingga mengular. 1.000 paket bolu habis dalam waktu setengah hari.

Sebelum memasuki toko, para karyawan mengarahkan konsumen agar melakukan protokol kesehatan seperti disemprotkan disinfektan, memakai masker, jaga jarak minimal satu meter, cuci tangan dan dicek suhu tubuh. Hal itu dilakukan sebagai upaya meminimalisir penularan virus Corona.

Setalah memasuki toko, konsumen akan disuguhkan dengan pernak-pernik, kerajinan tangan dan musik khas Sunda. Tidak sampai di situ, keunikan dari usaha ini juga menggunakan pakaian adat dari Pasundan.

Bagi karyawan pria, mengenakan pakaian serba hitam dilengkapi ikat kepala. Sedangkan wanita, mengenakan pakaian kebaya putih dan samping bercorak batik.

Bidang Promosion dan IT CV. Boga Karya Siliwangi Irfan Ferdiansyah mengatakan, untuk pembukaan hari pertama dan kedua ada promo khusus bagi pecinta bolu. Konsumen cukup membayar Rp27.500 untuk mendapatkan 3 paket bolu kukus dengan rasa yang berbeda.

"Semuanya ada 14 rasa. Tapi bolu andalan rasa brownis coklat dab alpukat mentega. Kalau besok beli 2 dalapat 3. Kalau sekarang karena opening, beli 1 dapat 3," katanya saat ditemui di lokasi, Minggu (26/7/2020).

Ia menerangkan, kualitas produk adalah hal utama yang wajib dijaga. Bolu kukus yang di produksi di Bogor itu hanya bisa bertahan hingga 14 hari.

"Ketahanan 4 hari kalau di ruangan, 14 hari kalau di kulkas. Yang kami jaga adalah kualitas untuk bersaing dengan produk lainnya," terangnya.

Sementara itu, Direktur CV Boga Karya Siliwangi Muhammad Faizal menuturkan, penjualan di toko ridak hanya bolu kukus saja, ada makanan ringan lain hasil produksi UMKM lokal yang menjadi pelengkap jualan.

"Kami ambil kekayaan pertanian untuk menjadi prodak kami. Bukan hanya menjual bolu saja, kami juga menjual makanan ringan lain hasil produk lokal atas kerjasama dengan UMKM seperti keripik, dan makanan lainnya," tuturnya.

Ia menjelaskan, pemilihan pengembangan usaha di Serang atas landasan catatan historis. Pasalnya pada zaman kerajaan Siliwangi, Serang termasuk tanah kekuasaan Pasundan sebelum berdirinya Kerajaan Banten.

Oleh karena itu, pihaknya bertekad akan mengkolaborasikan usaha dengan budaya sebagai salah satu bentuk karya dalam bingkai pelestarian khasanah makanan nusantara khususnya di Bumi Pasundan.

"Pemilihan nama Siliwangi adalah gelar nama Raja di tanah Pasundan, dan itu luas. Serang sebagai Ibu Kota Banten yang dulu termasuk tanah Pasundan, kami harus masuk," jelasnya.

Menurutnya, pengembangan usaha harus dibuka secara luas untuk membuka lapangan kerja. Mengingat, sejak adanya pandemi, kebanyakan market usaha menjadi lesu.

Namun ia bersyukur, pandemi tidak membuat usahanya bangkrut. Bahkan hingga kini, pihaknya mengaku tidak ada karyawan yang di rumahkan ataupun di PHK. Hal itu berkat perencanan dan kerjasama antara karyawan berjalan dengan masif.

"Kami memang tidak tergantung situasi, pandemi membuat market lesu tapi kami mempunyai rencana yang sudah lama, kami harus tetap berjlan. Untuk membuat usaha tidak perlu membuat pandemi selesai. Kami tidak melakukan PHK atau merumahkan orang, kami bisa eksis dalam pandemi," tukasnya. (Son/TN1)

Komentar