Minggu, 24 November 2024

Miris, Hanya 900 Meter dari Kantor Gubernur, Balita Derita Tumor Ganas Terabaikan

Alif, Warga Kelurahan Bulakan, Desa Tembong, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang penderita tumor ganas. (Foto: TitikNOL)
Alif, Warga Kelurahan Bulakan, Desa Tembong, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang penderita tumor ganas. (Foto: TitikNOL)

SERANG, TitikNOL - Sungguh malang nasib Alif, balita berumur sembilan bulan asal warga Lingkungan Bulakan, Kelurahan Tembong, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang.

Alif membutuhkan pertolongan medis untuk menyembuhkan penyakit tumor ganas di leher, yang sudah dideritanya sejak usia dua bulan.

Leher bocah mungil itu terus membengkak hingga berdiameter 50 centimeter. Tumor yang diderita, membuat keceriaan Alif menjadi hilang.

Kedua orang tuanya, Aryo dan Ani, tidak kuasa menahan sedih, saat melihat beban yang dialami anak keduanya itu.

Sumiyati, salah satu kader Posyandu Bulakan mengatakan, rumah Alif yang hanya berjarak 900 meter dari Kantor Gubernur Banten, ternyata tidak menjamin adanya bantuan dari Pemprov Banten.

Sumiyati menjelaskan, tumor yang menggunduk di leher Alif semakin hari bertambah membengkak, akibat kian lamanya tidak ditangani medis.

"Dari semenjak lahir memang sudah ada, tapi kecil, dianggapnya seperti ari-ari yang nempel di leher. Namun seiring dengan pertumbuhan badannya membesar dan tumornya juga makin gede," katanya kepada TitikNOL saat ditemui di kediaman Alif, Jumat (26/7/2019).

Ia menuturkan, sudah beberapa kali Alif dibawa ke Rumah Sakit (RS) di Wilayah Serang. Namun karena fasilitas alat medis tidak memadai, pihak RS merekomendasikan serta merujuk Alif untuk dibawa ke RS Harapan Jakarta.

"Ke RS udah ke RSUD Banten sama RS Kencana. Cuma semua RS merekomendasikan untuk di operasi ke RS Harapan," tuturnya.

Bukannya tega, Aryo yang berprofesi sebagai petani serabutan hanya bisa berpasrah melihat putra keduanya harus bertarung melawan tumor lantaran kondisi ekonomi yang tidak memadai.

Bahkan hingga kini, kata Sumiyati, Aryo dan kelurga kecilnya hidup menumpang di rumah Kakek Ani, karena keduanya telah yatim piatu sejak remaja.

"Kerja orang tuanya serabutan, ya Kalau ada yang nyuruh kerja, kalau gak ada yang nyuruh mah enggak," terangnya.

Dikatakan Sumiyati, atas inisiatif aparatur RT 04, RW 05, pihaknya beserta masyarakat Bulakan membuka donasi bantuan untuk membantu biaya pengobatan Alif.

Oleh karena itu, ia berharap ada donatur yang dermawan yang membantu biaya pengobatan serta Pemerintah Daerah dapat menggratiskan perawatan Alif.

"Karena proses penyembuhannya tidak cukup seminggu, bisa mencapai 2 bulan sampai 3 bulan, kami buka penggalangan dana, mudah-mudahan para donatur terketuk hatinya," tukasnya. (Son/TN1)

Komentar