SERANG, TitikNOL - Momentum perayaan maulid Nabi Muhammad SAW selalu membawa berkah bagi sejumlah perajin kayu maupun bambu di Kota Serang.
Para perajin kayu dan bambu biasanya membuat berbagai bentuk ornamen-ornamen tradisi panjang mulud, seperti masjid, rumah adat, kendaraan, hingga hewan yang dihias.
Hasil karya mereka pun diperjualbelikan kepada masyarakat, yang biasanya ornamen tersebut dipertontonkan pada saat perayaan kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan kirab.
Panjang Mulud sendiri sudah menjadi tradisi bagi umat Muslim di Kota Serang, pada tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah, menjadi momentum kemeriahan masyarakat.
Ornamen Panjang Mulud di Kota Serang sendiri banyak dijajakan oleh para perajin di Jalan-jalan Protokol dan di Pasar Induk Rau. Salah satunya di kawasan Cinanggung.
Sobri salah satu perajin sudah membuat ornamen Panjang Mulud dari kayu sejak 2007. Tidak tanggung-tanggung, setiap perayaan Maulid Nabi Sobri mampu membuat 250 buah Panjang Mulud.
Sobri biasanya membuat Panjang Mulud dengan model rumah Minang, model Masjid Agung Banten, perahu, dan model pesawat.
"Model panjang yang susah dan rumit itu bikin Masjid Agung Serang karena pasti dibikin besar," kata Sobri Senin (25/9/2023).
Sobri biasa mematok hasil kerajinannya sesuai dengan tingkat kesulitan, dari mulai Rp250 ribu, Rp 600 ribu hingga Rp 1,5 juta.
"Kalau pake bahan kain samping batik kita kasih harga 1,5 juta per panjang, kalau pake kertas cuman 600 ribu per panjang. Omset kalau habis semua sampai Rp 15 juta bersih," katanya.
Dibantu oleh empat karyawannya dalam sehari dirinya bisa memproduksi tiga sampai empat panjang Mulud.
"Bahan kayu kita dari Karangantu. Sehari bisa bikin tiga model, kalau bikin model perahu dan masjid bisa sampai tiga hari," lanjutnya.
Di tempat lain, salah satu pengrajin Panjang Mulud di Lopang, Kota Serang, Ahmad Jumeji menjelaskan, model panjang Mulud yang banyak digemari oleh masyarakat Kota Serang adalah bentuk Masjid dan perahu.
"Kalau misalnya daerah Serang itu Masjid-masjidan, perahu-perahuan. Kalau daerah Pandeglang itu binatang-binatangan, Cilegon juga tuh modelnya yang besar," katanya.
Jumeji biasa menjual panjang Mulud mulai dari Rp 100 ribu hingga 700 ribu, dari mulai ukuran kecil hingga berukuran besar.
“Banyak, pak. Kalau biasanya saya jualan kayu berhubung ada bulan maulid, makanya saya jadi buat panjang selama bulan maulid," pungkasnya. (TN)