Selasa, 22 Juli 2025

Wacanakan ke Afrika Selatan, AMSY Gagas Jelajah Sejarah Syekh Yusuf untuk Menyuarakan Kemerdekaan Ekonomi

Ketua AMSY Arief Rosyid bersama Gubernur Banten Andra Soni saat jumpa pers di Gedung Negara pada 13 Juli 2025. (Foto: TitikNOL)
Ketua AMSY Arief Rosyid bersama Gubernur Banten Andra Soni saat jumpa pers di Gedung Negara pada 13 Juli 2025. (Foto: TitikNOL)

BANTEN, TitikNOL — Di tengah dinamika geopolitik dan ketimpangan ekonomi global yang makin kentara, Angkatan Muda Syekh Yusuf (AMSY) hadir dengan semangat lintas zaman dengan menggagas menyambung jejak perjuangan spiritual dan kemanusiaan Syekh Yusuf Al-Makassari di Benua Afrika.

Tidak hanya itu, AMSY juga akan menyuarakan kepentingan Global South dalam arus pertemuan elite dunia seperti G20 dan BRICS.

Dalam catatan sejarah, Syekh Yusuf datang ke Afrika Selatan bukan sebagai pelarian, tapi sebagai cahaya peradaban.

Syekh Yusuf menyebarkan Islam yang rahmatan lil alamin dan memperjuangkan martabat manusia di tengah sistem kolonial yang menindas.

"Hari ini, anak-anak ideologisnya hadir kembali ke tanah yang sama, bukan membawa senjata, tetapi membawa gagasan, solidaritas, dan diplomasi akar rumput," kata Ketua AMSY, Arief Rosyid, Selasa (22/7/2025).

Arief menjelaskan, rencananya ke Afrika Selatan bukan sekadar perjalanan historis, tetapi misi strategis guna memperkuat koneksi antarpemuda dari negara-negara Selatan Global (Global South), membangun jembatan ekonomi yang lebih adil, dan menegaskan kembali bahwa masa depan global tak bisa terus dimonopoli segelintir negara.

"Dengan menjelangnya forum G20, kami akan mengusung suara pemuda dunia ketiga, berbicara tentang ketidaksetaraan ekonomi global dan tantangan pembangunan inklusif, peran BRICS sebagai kekuatan baru yang memberi ruang bagi negara-negara berkembang, urgensi keberlanjutan khususnya dalam industri pertambangan yang adil dan ramah lingkungan," paparnya.

Ia menjelaskan, Afrika Selatan sebagai rumah bagi tambang emas terbesar di dunia, saat ini sedang mengevaluasi kembali teknologi ekstraktif agar lebih selaras dengan ekologi.

Isu tersebut dinilai sangat relevan dengan arah kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang mendorong hilirisasi dan kemandirian ekonomi berbasis sumber daya alam, dengan prinsip berdaulat, adil, dan berkelanjutan.

Terlebih lagi, Presiden Prabowo telah menegaskan bahwa kemerdekaan politik tak ada artinya tanpa kemerdekaan ekonomi.

"Maka dari itu, AMSY tidak datang dengan retorika belaka, tetapi membawa narasi bahwa spiritualitas tanpa kemandirian hanya akan membuat umat bergantung. Sebaliknya, ketika spiritualitas bertemu teknologi, ketika sejarah bersatu dengan visi, di situlah masa depan Global South bisa dimulai ulang dari Selatan: dari Afrika Selatan dan Indonesia, untuk dunia," jelasnya. (TN)

Komentar