SERANG, TitikNOL – Musyawarah Daerah (Musda) partai Golongan Karya (Golkar) yang ke-5, menjadi momentum untuk penguatan konsolidasi kader dalam menghadapi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Kabupaten dan Kota.
Sebab tidak jarang, perebutan kursi pimpinan daerah acap kali menimbulkan perbedaan pandangan dan sikap. Bahkan, bisa membuat perpecahan di internal partai.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) partai Golkar Provinsi Banten Ratu Tatu Chasanah mengatakan, Golkar memiliki catatan sejarah pada pemilihan kancah nasional yang mengakibatkan perpecahan di kubu partai.
"Pemilu legislatif 2019 jadi catatan sejarah. Golkar menjadi prihatin karena menjadi 2 kubu karena pemilihan umum digabung. Tapi berkat kedewasaan, Golkar kembali menjadi pemenang secara nasional 2 kali," katanya saat sambutan, Rabu (26/02/2020).
Ia mengingatkan, dinamika perbedaan pandangan harus disikapi dengan sikap dewasa dan legowo. Karena sejatinya, kader yang progresif adalah kader yang patuh dan taat pada patsun dan keputusan partai.
"Perbedaan adalah dinamika yang harus disikapi dengan kedewasaan. Kalau tujuannya sama untuk apa ada perbedaan," terangnya.
Menurutnya, persatuan merupakan pondasi utama dalam menentukan arah sikap politik partai. Tanpa kesepahaman yang sama, kejayaan partai tidak mungkin digapai.
Apalagi, tahun 2024 akan menjadi hajat besar pesta demokrasi bagi rakyat Banten. Untuk mengulang kejayaan kembali, maka para kader wajib memenangkan Calon yang diusung partai di Pilkada empat Kabupaten dan Kota.
"Pemilihan Pilkada Kabupaten atau Kota tahun 2020 menjadi momentum untuk pemilu pada tahun 2024. Saya yakin pilkada Golkar akan unggul," tukasnya. (Son/TN1)