TitikNOL - Bagi masyarakat tanah air mitos adalah sebuah kisah yang sudah ada sejak jaman dulu dan masih dikisahkan sampai sekarang ini. Tak pelak, sampai sekarang masih banyak kalangan pun yang percaya dengan mitos.
Nyatanya di Indonesia ada banyak mitos yang beredar, beberapa diantaranya bermanfaat sebagai larangan tapi beberapa lainnya hanya sekedar cerita belaka. Dalam aktivitas seksual atau bercinta masyarakat tanah air juga sering kali di jejali dengan berbagai mitos, karena sudah ada sejak dulu mitos-mitos tersebut pun terus berkembang dan menyebar luas. Apa saja mitos seks yang dipercaya masyarakat tanah air?
Berikut 7 mitos bercinta yang masih dipercaya di Indonesia.
Untuk mempunyai anak laki-laki posisi bercinta harus miring ke kiri
Normalnya setiap pasangan ingin punya anak dengan jenis kelamin tertentu. Nah, katanya kalau mau punya anak laki-laki saat bercinta wanita harus miring ke kiri dan kalau mau cewek sebaliknya.
Hal tersebut adalah mitos yang menyesatkan, karena yang menentukan jenis kelamin bayi adalah jumlah kromosom yang berada dalam fase pembentukan. Jika kromosom wanita lebih dominan maka dia akan berjenis kelamin perempuan dan begitu juga sebaliknya.
Pakai kondom agar pasangan tidak hamil
Kondom sering kali dijadikan sebagai alat kontrasepsi bagi pria saat bercinta, bahkan tak jarang kondom digunakan para anak muda agar pacarnya tidak hamil. Nyatanya kondom bukanlah alat kontrasepsi tapi kondom adalah pelindung untuk mencegah penyakit seksual menular.
Ya, itu adalah mitos yang menyesatkan jadi jangan pernah berharap kalau kondom bisa mencegah si dia hamil karena nyatanya tidak sedikit orang yang justru “kecolongan”.
Mau tahu ukuran penis pria? Lihat jempol kakinya
Mitos yang satu ini pasti sudah sangat sering Anda dengarkan. Konon besar kecil jempol kaki seorang pria maka seperti itu pula ukuran penisnya. Jika jempol kakinya panjang dan besar maka penisnya pun punya ukuran seperti itu dan begitu pula sebaliknya. Tapi nyatanya jempol kaki dan penis tidak punya kaitan satu sama lain, baik itu dari segi medis ataupun ilmiah, jadi jangan terjebak dengan mitos yang satu ini.
Jika tidak berdarah saat malam pertama berarti sudah tidak perawan
Keperawanan adalah hal yang berharga, sayangnya hal tersebut juga diselimuti mitos menyesatkan. Banyak yang menyebut kalau malam pertama saat bercinta wanita harus mengeluarkan darah dari kemaluannya kalau tidak itu tandanya dia tidak perawan. Hal ini tentu tidak benar, pendarahan justru terjadi disaat wanita belum siap secara mental maupun fisik. Karena kurangnya foreplay dan pelumasan yang terjadi secara alami di liang vagina.
Jika wanita mempunyai bulu lebat pertanda punya nafsu seks tinggi
Banyak wanita yang merasa malu punya bulu lebat karena beredar mitos jika wanita yang punya bulu lebat memiliki gairah seksual yang tinggi. Padahal itu sama sekali tidak benar, lebat tidaknya bulu atau rambut di tubuh sama sekali tidak berkaitan dengan nafsu seks seseorang. Tapi kelebatan bulu terjadi karena faktor genetik dari orangtuanya.
Mau tahu dia masih perawan atau tidak? Lihat cara jalannya
Ada satu alasan unik kenapa setiap pria sering memperhatikan cara wanita berjalan. Konon kalau wanita tersebut jalannya ngangkang maka itu menandakan dia sudah tidak perawan lagi, atau kalau bentuk bokongnya sudah turun. Hal tersebut tentu hanya sekedar mitos belaka, karena cara jalan ataupun perubahan bentuk tubuh terjadi karena faktor genetik atau faktor lain yang terjadi saat ia masih dalam kandungan.
Rambut kemaluan wanita terlihat dari lebat alisnya
Satu lagi mitos bercinta yang banyak dipercaya masyarakat. Katanya, rambut di kemaluan tepatnya berada di daerah the mons bisa dilihat dari alisnya. Kalau alisnya tebal dan lebat itu menandakan dia punya rambut kemaluan yang sangat subur. Tapi nyatanya alis dan rambut kemaluan tidak punya kaitan sama sekali bahkan secara medis alur pertumbuhan antara alis dan rambut kemaluan berbeda.
Namanya mitos memang kadang menyesatkan, hanya saja hal tersebut sebaiknya tidak membuat kita jadi menilai seseorang.
Sumber: www.segiempat.com