TitikNOL - Pengamat keamanan TI dari Bentang Informatika Kun Arief Cahyantoro menyebut bahwa kasus teror 'miskol' konsultan TI KPU berinisial HS merupakan salah satu bentuk hacking.
Pembajakan ini dilakukan teknik meng-kloning nomor pengguna. Kloning dilakukan dengan menduplikasi kartu SIM pengguna. Menurut Arief, operator tidak dapat mengidentifikasi jika ada nomor pengguna yang dikloning.
"Pada beberapa operator, tidak menerapkan spesifik nomor dan trafik, sehingga masing-masing nomor (asli dan kloning ) menerima kode autentifikasi yg sama," kata Arief ketika dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (28/6).
Meski demikian, bukan berarti pengguna tak dapat mengidentifikasi ketika nomornya dikloning oleh orang lain.
"Tanda-tanda umumnya pertama sering mendapatkan telepon atau pesan singakt salah sambung. Kedua sering sulit untuk menelepon tampak seperti tidak ada jaringan. Ketiga, sering terdengar noise berupa suara orang lain ketika menelepon di luar suara yang kita telepon," lanjutnya.
Tanda-tanda ponsel dikloning ini menurutnya sering dianggap pengguna sebagai kesalahan ponsel, bukan sebagai bagian dari tindakan peretasan.
Berita ini telah tayang di cnnindonesia.com, dengan judul: Ciri Nomor Ponsel Dikloning Peretas dan Kena Teror 'Miskol'