TitikNOL - Jika dihitung dengan angka, usia kepala tiga seolah jadi alarm bagi kaum wanita. Dalam tatanan masyarakat sosial di Indonesia, di usia itu kamu dianggap siap untuk membangun biduk rumah tangga.
Namun apa daya, sang jodoh tak kunjung tiba. Bahkan 'hilal'nya pun tak terlihat di ufuk sana.
Kalau sudah begini, tentu, pembicaraan orang sekitar menambah sakit kepala. Asumsi mereka yang menyatakan kamu terlalu pemilih, seleramu terlalu tinggi terkadang bikin sakit hati.
Siapa yang tidak menginginkan jodoh terbaik untuk hidup ini? Menikah hanya sekali, harus benar-benar menyakini sepenuh hati. Semua pasti mengamini. Lantas apakah salah kamu yang belum diberikan pendamping hidup sampai saat ini?
Mungkin Allah SWT memang belum memberikan waktu yang tepat. Ingat! cepat bukan berarti tepat. Banyak yang menikah cepat namun juga berakhir dengan kilat. Mungkin itu alasanmu yang masih bangga menyandang gelar mandiri.
Buat kamu yang di luar sana, yang masih menanti sang adinda maupun sang pujangga. Pantaskanlah diri dengan berbenah. Memperbaiki sikap dan sifat yang mungkin menjadi penghalang sang pujaan datang memberikan kepastian.
Berikan kekuatan pada hati dan pikiran bahwa kamu memang benar-benar siap berkeluarga. Bukan karena omongan tetangga maupun saudara, melainkan memang ingin mengabdikan hati, jiwa dan raga kepada imam di hidupmu.
Buat kamu yang di luar sana, yang masih menanti sang adinda maupun sang pujangga. Pantaskanlah diri dengan berbenah.
Memperbaiki sikap dan sifat yang mungkin menjadi penghalang sang pujaan datang memberikan kepastian.
Berikan kekuatan pada hati dan pikiran bahwa kamu memang benar-benar siap berkeluarga. Bukan karena omongan tetangga maupun saudara, melainkan memang ingin mengabdikan hati, jiwa dan raga kepada imam di hidupmu.
Sumber: www.dream.co.id