Sabtu, 23 November 2024

Perayaan Tahun Baru Imlek Selalu Lakukan 7 Tradisi Unik

Imlek (Foto:net)
Imlek (Foto:net)

TitikNOLSin Cia atau Imlek tidak jauh berbeda dengan tahun baru masehi atau tahun baru Hijriah bagi umat Islam. Tahun baru Imlek adalah tahun baru Cina. Pada umumnya, yang banyak merayakan Imlek adalah warga Tiongha.

Kata Imlek (im=bulan, lek=penanggalan) berasal dari dialek Hokkian atau Bahasa Mandarin-nya Yin Li yang berarti kalender bulan (Lunar Newyear). Menurut sejarah, Sin Cia merupakan sebuah perayaan yang dilakukan oleh para petani di Tiongkok yang biasanya jatuh pada tanggal satu di bulan pertama di awal tahun baru.

Perayaan ini juga berkaitan erat dengan pesta perayaan datangnya musim semi yang dimulai pada tanggal 30 bulan ke-12 dan berakhir pada tanggal 15 bulan pertama atau yang lebih dikenal dengan istilah Cap Go Meh. Perayaan Imlek meliputi sembahyang Imlek, sembahyang kepada Sang Pencipta / Thian (thian=Tuhan dalam Bahasa Mandarin), dan perayaan Cap Go Meh. Tujuan dari sembahyang Imlek adalah sebagai bentuk pengucapan syukur, doa dan harapan agar di tahun depan mendapat rezeki yang lebih banyak, untuk menjamu leluhur, dan sebagai media silaturahmi dengan keluarga dan kerabat.

Imlek adalah tradisi pergantian tahun. Sehingga yang merayakan Imlek ini seluruh etnis Tionghoa apapun agamanya. Bahkan menurut Sidharta, Ketua Walubi, masyarakat Tionghoa Muslim juga turut merayakan Imlek.

Asal-usul Imlek sebenarnya berasal dari Tiongkok. Hari Raya Imlek merupakan istilah umum, yang dalam bahasa Tiongkok disebut dengan Chung Ciea yang berarti Hari Raya Musim Semi. Hari Raya ini jatuh pada bulan Februari dan bila di negeri Tiongkok, Korea dan Jepang ditandai dengan sudah mulainya musim semi. Perayaan Imlek mulai dikenal sejak jaman Dinasti Xia, yang kemudian menyebar ke penjuru dunia, termasuk Indonesia oleh para perantau asal Cina. Tradisi tahunan itu pun di kenal luas sebagai identitas budaya Tionghoa di tanah perantauan.

Dulunya, Negeri Tiongkok dikenal sebagai negara agraris. Setelah musim dingin berlalu, masyarakat mulai bercocok tanam dan panen. Tibanya masa panen bersamaan waktunya dengan musim semi, cuaca cerah, bunga-bunga mekar dan berkembang. Lalu musim panen ini dirayakan oleh masyarakat. Kegembiraan itu tergambar jelas dari sikap masyarakat yang saling mengucapkan Gong Xi Fa Cai, kepada keluarga, kerabat, teman dan handai taulan. Gong Xi Fa Cai artinya ucapan selamat dan semoga banyak rezeki. Adat ini kemudian di bawa oleh masyarakat Tionghoa ke manapun dia merantau, termasuk ke Indonesia.

Tradisi dalam perayaan Imlek

Setelah adanya kebijakan menghormati Pluralisme yang diberlakukan sejak era kepemimpinan Abdurrahman Wahid, pernak-pernik imlek saat ini mudah sekali kita temui ketika mendekati perayaan tahun baru Imlek. Lalu apa saja tradisi yang biasa dilakukan saat merayakan Imlek? Berikut ulasannya:

1. Membersihkan Rumah

Menyapu rumah berarti juga membersihkan rumah agar kotoran yang dianggap sebagai simbol kesialan disingkirkan, hingga tersedia ruang yang cukup untuk menampung keberuntungan. Rumah yang bersih juga sedap dipandang mata kan? Setelah itu, mereka akan menyingkirkan sapu dan sikat dari jangkauan. Mereka juga tidak diperbolehkan menyapu rumah saat hari pertama tahun baru karena itu artinya mengusir keberuntungan yang sudah hadir di rumah.

2. Wajib Memiliki Unsur Warna Merah

Menurut kepercayaan orang Tionghoa, nian atau sejenis makluk buas yang hidup di dasar laut atau gunung akan keluar saat musim semi atau saat tahun baru Imlek. Kedatangan mereka pun dilanjutkan dengan mengganggu manusia, terutama anak kecil. Namun jangan khawatir. Menghias rumah, pakaian, dan aksesoris berwarna merah dapat mengusir nian karena ia takut dengan warna merah. Jadi, tidak heran kalau nuansa merah begitu jelas terlihat saat Imlek.

3. Angpao

Bagi anak-anak dan orang yang masih lajang, Imlek berarti banjir uang karena orang tua atau mereka yang sudah menikah diwajibkan memberikan angpao (amplop merah). Angpao ini biasanya diisi dengan sejumlah uang di dalamnya. Jumlahnya tidak harus besar kok, yang penting berupa uang kertas baru dan tidak berbentuk uang logam. Bagi-bagi angpao juga dipercaya makin memperlancar rejeki di kemudian hari.

4. Mempersiapkan Makanan

Kue keranjang dan jeruk juga menjadi ciri khas Hari Raya Imlek. Tidak hanya itu, saat Imlek mereka juga menyajikan makanan di atas nampan berbentuk, segi 6, segi 8, atau bulat dengan isi yang beragam, seperti buah kering, biji-bijian, kacang-kacangan, dan permen. Beberapa orang juga menyiapkan makanan keberuntungan seperti mie yang tidak dipotong untuk melambangkan umur panjang, serta kue bola berbentuk uang Cina pada jaman dulu yang melambangkan kekayaan. Satu lagi, saat Imlek mereka disarankan untuk menghindari makan bubur karena bagi warga Tionghoa, bubur melambangkan kemiskinan.

5. Kembang Api

Kembang api merupakan salah satu pertunjukan yang sangat populer untuk memeriahkan Imlek, karena suara gaduhnya dipercaya membuat mahluk jahat nian ketakutan. Untuk itu, ketika merayakannya di rumah pastikan tetangga tidak merasa terganggu dengan suara berisik yang Anda ciptakan.

Imlek pun sangat identik dengan hujan. Bagi masyarakat Tionghoa di saat Imlek, hujan sepanjang perayaan Imlek dikaitkan dengan sumber rezeki, dengan turunnya hujan maka banyak rezeki yang berdatangan di muka bumi. Namun, yang sangat penting adalah menyambut Tahun Barun Imlek dengan cara membersihkan hati, menyucikan nurani, dan tekad berusaha lebih baik di tahun mendatang.

6. Tidak Boleh Membalik Ikan saat Menyantapnya

Menikmati ikan saat Imlek juga sangat unik. Ikan yang biasa disantap adalah bandeng. Kita tidak boleh membalik ikan untuk mengambil daging ikan pada bagian bawah. Ditambah lagi, kita tidak boleh menghabiskan ikan tersebut dan menyisakannya agar bisa dinikmati esok hari. Masyarakat Tionghoa percaya kalau kebiasaan ini merupakan lambang dari nilai surplus untuk tahun yang akan datang.

7. Mengunjungi Keluarga Besar

Kunjungi keluarga saat imlek (Foto:net)

Tidak hanya lebaran, Imlek juga menjadi salah satu momen yang tepat untuk mengunjungi saudara agar tali persaudaraan tidak terputus. Tidak heran jika pada saat-saat tersebut banyak masyarakat dari etnis Tionghoa yang pulang kampung untuk merayakan Imlek bersama keluarga mereka.

 

 

 

Sumber:nationalgeographic.co.id

TAG imlek
Komentar