TitikNOL - Sebuah survei menemukan mayoritas anak perempuan yang merasa bentuk tubuhnya kurang bagus akan melewatkan acara makan, serta menghindari pertemuan dengan teman atau keluarga. Mereka cenderung kurang asertif dan berisiko terkena masalah kesehatan.
Penelitian tersebut didasarkan pada wawancara dengan 5165 anak perempuan berusia 10-17 tahun di 14 negara. Negara-negara itu dipilih karena keragaman budaya dan tradisi mereka, antara lain Australia, Brasil, Kanada, Jerman, India, Indonesia, Meksiko, Rusia, Afrika Selatan, dan Turki.
Survei yang dilakukan oleh Edelman Intelligence for the 2017 Dove Global Girls Beauty and Confidence Report ini menemukan bahwa hanya 46 persen anak perempuan di dunia yang memiliki penghargaan tinggi terhadap tubuh mereka. Di Inggris, hanya 39 anak perempuan yang percaya diri dengan bentuk tubuh mereka. Di Cina dan Jepang, angkanya bahkan jauh lebih buruk.
Associate profesor dari Center for Appearance Research, University of the West of England, Philippa Diedrichs mengatakan temuan ini menunjukkan bahwa citra tubuh tetap menjadi masalah bagi anak perempuan di seluruh dunia. Ada pekerjaan besar yang harus dilakukan untuk membantu anak perempuan mengatasi tekanan kecantikan dan penampilan.
"Kita juga perlu mengubah lingkungan sosial dan budaya sehingga anak perempuan tidak dinilai dari penampilan mereka," kata Diedrichs, dilansir dari Guardian, Jumat (6/10).
Laporan tersebut menyimpulkan bahwa rasa percaya diri atas bentuk tubuh akan berdampak pada tingkat kepercayaan, ketahanan, dan kepuasaan hidup seorang gadis. Anak perempuan yang kurang percaya diri dengan tubuhnya cenderung akan mengalami tekanan kecantikan, menarik diri, dan gagal mencapai potensi.
Peneliti juga menemukan anak perempuan dengan bentuk tubuh kurang bagus merasa mendapat tekanan dari foto-foto gadis cantik di majalah, meski sebagian yang lain sadar itu tidak realistis. Sementara, media sosial turut mempunyai pengaruh terhadap citra tubuh anak perempuan dalam beberapa tahun terakhir.
Sebagian pengguna media sosial cenderung tertekan dengan apa yang mereka lihat di medsos, tapi setengah yang lain justru lebih percaya diri berinteraksi secara online. Staf pengajar University of Southern California Annenberg, Jess Weiner berharap kekuatan medsos dapat digunakan untuk mendemokratisasikan narasi kecantikan.
Berita ini telah tayang di republika.co.id, Jumat 6 Oktober 2017 dengan judul Kurang Pede dengan Bentuk Tubuh Bisa Membahayakan Kesehatan