TitikNOL - Dentuman dan berondongan senjata akhirnya berhenti. Perang teluk yang panjang, melelahkan dan banyak menelan korban akhirnya berakhir.
Berakhirnya perang teluk ditandai dengan pengumuman yang disampaikan Presiden Amerika Serikat George Bush bahwa Irak menyetujui 12 resolusi yang diajukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Dalam pidatonya di yang disiarkan secara langsung oleh televisi di seantero AS, Bush menyebut pertanda perang sudah berakhir salah satunya adalah kalahnya Irak.
“Kuwait sudah dibebaskan, tentara Irak telah dikalahkan,” sebut Bush seperti dikutip dari BBC History, Senin (27/2/2017).
Menurutnya, berakhirnya perang teluk bukan hanya karena AS. Namun, disebabkan peran aktif 32 negara yang terlibat dalam sebuah operasi militer jelang berakhirnya perang teluk.
“Kemenangan untuk semua umat manusia, dan juga untuk hukum yang berlaku dan semua yang benar,” jelas Bush.
Komentar Bush diamini oleh Perdana Menteri Inggris kala itu, John Major. Dia dan masyarakat di negaranya menyambut gembira berakhirnya perang teluk.
“Tentara kami telah menampilkan sesuatu yang luar biasa. Kebenaran telah menang,” sebut Major.
Salah satu permintaan PBB yang paling atas dalam 12 resolusi tersebut adalah Irak harus mengembalikan seluruh tawanan dari negara-negara sekutu.
Selain itu ribuan warga Kuwait yang sempat disandera di Irak, harus pula dikembalikan. Pengembalian mesti dilaksanakan secepat mungkin.
PBB juga menyatakan, Irak di masa depan tidak boleh melakukan klaim apa pun di terhadap tanah Kuwait. Mereka juga harus membayar semua kompensasi seluruh warga Kuwait yang terluka akibat perang.
Upaya untuk membebaskan Kuwait dari militer Irak berlangsung dalam waktu sangat lama. Perang darat kurang lebih terjadi 1.000 jam tanpa henti.
Irak semakin terpukul mundur saat pasukan sekutu berhasil menahan 80 ribu tentara Negeri 1001 Malam. Akibatnya dalam beberapa hari militer negara yang saat itu dipimpin Saddam Hussein ini menyerah.
Berakhirnya perang teluk disambut meriah warga Kuwait. Bunyi senapan yang ditembakan ke udara terdengar di seluruh Ibukota Kuwait City.
Meski gembira, suka cita Kuwait tak sempurna. Irak masih berulah. Militer mereka membakar ladang minyak di salah satu wilayah Kuwait yang menyebabkan langit berwarna hitam pekat.
Kuwait dan pasukan sekutu memang mengklaim kemenangan, tapi pengakuan serupa juga disampaikan Irak. Tanpa alasan jelas mereka pun mengaku telah memenangkan perang.
“Aliansi iblis yang dipimpin penguasa terkutuk telah mendapat pelajaran,” sebut pengumuman di salah satu stasion radio pro Saddam Hussein.
Perang Teluk disebut-sebut sebagai salah satu yang paling banyak menelan korban usai Perang Dunia I dan II. Dari pihak Irak mencapai 50 ribu orang tewas sementara 100 ribu lainnya luka-luka.
Sementara di pihak Inggris diketahui cuma 16 tewas. Tapi tentara Amerika yang meregang nyawa di perang teluk mencapai 148 orang. (Liputan6.com/Rif)