Sabtu, 23 November 2024

Dukung STOP BABS di Cilegon, PT IRT Diapresiasi

Deklarasi STOP BABS di Lingkungan Cipala, Kelurahan Lebak Gede, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon. (Istimewa).
Deklarasi STOP BABS di Lingkungan Cipala, Kelurahan Lebak Gede, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon. (Istimewa).

CILEGON, TitikNOL - Kota Cilegon menjadi urutan kedua di Provinsi Banten, setelah Kota Tangerang, dalam hal upaya pengentasan Buang Air Besar Sembarangan (BABS) atau Open Defecation Free (ODF).

Data Dinas Kesehatan Kota Cilegon menyebutkan dari 43 Kelurahan, 38 Kelurahan di Kota Cilegon sudah mendeklarasikan STOP BABS. Pihak swasta, seperti PT Indo Raya Tenaga (IRT) dan lainnya juga mendukung pencapaian target pada 2022 mendatang, bahwa 5 Kelurahan bisa segera mendeklarasikan upaya sama.

“Selain peran pemerintah, program jambanisasi ini juga mendapat dukungan dari swasta, contohnya pada kegiatan di wilayah Lebak Gede ini, ada IRTv, dan industri lainnya yang telah memberikan dukungan dana untuk pembangunan jamban untuk masyarakat,” kata Sam’un, dari Bidang Kesehatan Masyarakat pada Dinas Kesehatan Kota Cilegon, dalam deklarasi STOP BABS di Lingkungan Cipala, Kelurahan Lebak Gede, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon, Senin (20/12/21).

Ditegaskannya, bahwa pola hidup sehat masyarakat, juga harus dimulai dari diri sendiri dan lingkungan sekitar. Diantaranya juga tidak membuang pembalut di septic tank, stop BABS, cuci tangan pake sabun, mengolah air minum mineral secara higienis, mengelola sampah dengan benar, dan pengelolaan limbah cair dengan aman.

Dia menekankan, Pemerintah Kota Cilegon berupaya sesegera mungkin memenuhi fasilitas sanitasi. Dan, swasta juga diapresiasi karena berkomitmen membantu, seperti halnya pihak IRT.

“Pemerintah Kota Cilegon, sejak tahun 1999 sudah menerapkan program jamban bagi masyarakat, dan hingga saat ini program tersebut terus digalakkan, walaupun belum bisa 100 persen,” ujarnya.

Lurah Lebak Gede, Suwandi di kesempatan sama mengatakan, Lingkungan Cipala berada di pemukiman paling tinggi di Kelurahan Lebak Gede. Di sini, sebelumnya ada 88 rumah belum memiliki jamban. Namun, seiring berjalannya waktu, pada hari ini sudah 40 jamban terealisasi pembangunannya.

“Alhamdulillah dari pihak perusahaan telah membantu terealisasi 40 rumah warga memiliki jamban. 48 lainnya belum dan diharapkan 2022 semuanya bisa terealisasi. Dengan anggaran satu unit Rp 1,1 jt bisa terealisasi satu unit bangunan jamban. Memang selain bantuan dari pihak perusahaan, masyarakat juga melaksanakan pembangunan jamban dengan cara gotong royong,”katanya.

Sementara dari pihak PT IRT, Indra Priatna mengatakan, dalam kegiatan ini IRT bersama Doosan dan Hutama Karya yang terlibat dalam pembangunan PLTU Jawa 9&10, telah memberikan 20 titik jamban yang tersebar di wilayah Lebakgede dan banyak lagi di kelurahan lainnya. PT IRT juga turut andil dalam deklatrasi STOP BABS di Suralaya.

“Program bantuan ini, bagian dari komitmen perusahaan terhadap masyarakat sekitar, dan diharapkan bantuan ini bisa bermanfaat untuk masyarakat,” tuturnya.

Sebelumnya, di Kelurahan Suralaya, verifikasi fasilitas sanitasi ini sudah dilakukan. Dari jumlah 3.023 KK di wilayah yang bertetangga dengan Lebakgede ini, 49 KK diantaranya masih BABS. Terhadap mereka, bantuan CSR dilakukan oleh PLTU Suralaya 1-10, termasuk juga Indo Raya Tenaga. Kini, sudah 100 persen keluarga di wilayah ini sudah memiliki jamban.

Menurut UNICEF, sanitasi yang buruk menyumbang angka 88% pada kematian anak akibat diare di seluruh dunia. Belum lagi, ancaman stunting atau tumbuh kerdil juga dipengaruhi oleh kualitas sanitasi. Dan, persoalan sanitasi hingga kini masih jadi persoalan pelik di Provinsi Banten yang diperkirakan sekitar 30 ribu warga yang buang air besar sembarangan (BABS), di kota industri ini, setidaknya ada sekitar 3 ribu jiwa yang masih melakukan BABS di kebun atau tempat lainnya, lantaran tak memiliki jamban. (Ardi/TN).

Komentar