Jum`at, 22 November 2024

Ini Kondisi Kapal Hibah Dari Kemenhub Rp1,8 Miliar yang Dibiarkan Mangkrak di Karangantu

Kapal KM Banawa Nusantara 75 pemberian dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) kepada Pemkot Serang. (Dok: TitikNOL)
Kapal KM Banawa Nusantara 75 pemberian dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) kepada Pemkot Serang. (Dok: TitikNOL)

SERANG, TitikNOL - Kapal KM Banawa Nusantara 75 bantuan dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) senilai Rp1,8 miliar dibiarkan bersandar di Karangantu, Kelurahan Banten, Kecamatan Kasemen.

Pasca diterima oleh Wali Kota Serang, Syafrudin, kapal ini belum pernah sekalipun digunakan. Akibatnya, kondisi kapal sebagian sudah rusak.

Bagian dalam lapal mengalami kebocoran saat diguyur hujan. Para pekerja yang bertugas memelihara kapal itupun hanya melakukan perbaikan seadanya. Terlebih belum diterimanya anggaran dari Pemkot Serang melalui Dinas Perhubungan.

Baca juga: 4 Bulan Tak Digaji, Kapten Kapal Hibah dari Kemenhub Curigai Ada Penyelewengan Anggaran

Kapten Kapal KM Banawa Nusantara 75 Yogi Tri Saputra mengatakan, sejak Kapal itu resmi diberikan kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Serang untuk transportasi laut wisatawan ke Pulau tidak pernah dilakukan perawatan.

Sehingga pada saat turun hujan lebat, Kapal mengalami kebocoran dibagian atap. Jika hal ini biarkan, tidak menutup kemungkinan Kapal akan tenggelam dengan sendirinya.

"Kapal ini juga tidak pernah dilakukan perawatan. Makanya kondisi Kapal hancur, sebelum ditinggal juga sudah hancur harus di repair. Sudah diajukan beberapa kali, nggak di tanggapi," katanya kepada TitikNOL, Kamis (7/5/2020).

Pihaknya menayangkan dengan sikap Pemkot Serang yang tidak memanfaatkan Kapal sebagaimana mestinya yang dititipkan oleh Kemenhub. Jika tidak akan digunakan, kata dia, sebaiknya Kapal diberikan kepada Nelayan agar difungsikan.

Atas kondisi Kapal tersebut, ia mengaku aneh dengan sikap Pemkot. Sebab, pihaknya pernah beberapa kali mengajukan perawatan untuk mengurus Kapal. Namun, pihak Pemkot Tidak pernah merespon dengan serius.

"Kalau cuma di biarkan, kenapa tidak diberikan ke nelayan saja. Sayang Kapal Rp1,8 miliar cuma di biarkan saja. Karena 1 jam, 2 jam mesin harus di pompa karena air laut. Kalau tidak di bersihkan ya hancur," ujarnya.

Baca juga: Kapal Hibah Dari Kemenhub untuk Pemkot Serang Dibiarkan Rusak

Jangankan merawat Kapal, kata Yogi, untuk memberikan logistik Anak Buah Kapal (ABK) saja Pemkot dinilai tidak perhatian. Kebutuhan makan hanya dipenuhi dan cukup selama dua hari dalam waktu seminggu.

Hingga kini, para ABK sudah mogok kerja selama tiga minggu. Hal itu dilakukan sebagai bentuk protes karena sejak tanggal 1 Januari 2020 tidak pernah diberikan gaji.

"Enak sekali kan, kami yang kerja malah di telantarkan. Di kasih makan cuma buat 2 hari, seminggu lapar. Kan anak-anak yang kerja sehari, di jaga 24 jam," tukasnya. (Son/TN1)

Komentar