SERANG, TitikNOL – Badan Penganggaran Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Republik Indonesia (RI) melaksanakan kegiatan evaluasi dan penguatan program MPR RI yang digelar di Kota Serang, Kamis 23 Oktober 2025.
Anggota Badan Penganggaran MPR RI sekaligus Anggota Komisi X DPR RI Fraksi Partai Golkar Daerah Pemilihan Banten I, Adde Rosi Khoerunnisa menyampaikan, bahwa kegiatan ini penting dilakukan sebagai bentuk penguatan wawasan kebangsaan di kalangan mahasiswa.
“Alhamdulillah, mayoritas mahasiswa yang hadir sudah memahami apa itu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Ini menjadi hal yang menggembirakan karena sempat ada kekhawatiran dari hasil survei Populis yang menyebutkan 65 persen kalangan muda tidak peduli terhadap nasionalisme,” kata Adde Rosi.
Ia menjelaskan, hasil kegiatan ini sekaligus menjadi bukti bahwa semangat nasionalisme di kalangan mahasiswa masih terjaga. Namun demikian, masih diperlukan penguatan dalam pemahaman terhadap konstitusi dan peran lembaga-lembaga negara agar wawasan kebangsaan mereka semakin komprehensif.
“Pelajaran Pancasila dan PPKN seharusnya terus diulang dan diperkuat, agar generasi muda benar-benar memahami dan mengamalkan nilai-nilai kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari,” lanjutnya.
Menurut Adde Rosi, kegiatan sosialisasi seperti ini perlu terus diperluas hingga ke tingkat sekolah, kampus, bahkan masyarakat umum. Ia menilai, masih ada sebagian kalangan yang belum sepenuhnya memahami makna dan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat.
“Kalau memang benar hasil survei tersebut menunjukkan adanya penurunan kepedulian terhadap nasionalisme, maka jawabannya adalah memperbanyak kegiatan seperti ini. Bukan hanya di kampus, tapi juga di sekolah-sekolah dan komunitas masyarakat,” sambungnya.
Ia menegaskan, di tengah derasnya arus globalisasi dan kemajuan teknologi, masyarakat Indonesia perlu memperkuat kembali semangat kebersamaan, persatuan, musyawarah, dan kekeluargaan. Nilai-nilai tersebut, kata dia, menjadi fondasi penting dalam menjaga keutuhan dan karakter bangsa.
“Di era globalisasi dan pesatnya arus teknologi, semangat kebersamaan, persatuan, dan kekeluargaan harus terus dijaga. Ini adalah modal sosial yang tidak boleh hilang dari masyarakat kita,” tegasnya.