BANTEN, TitikNOL - Usai dihantam badai pandemi selama 2 tahun pemerintah dihadapkan pada dua pilihan sulit yakni mengurangi subsidi bahan bakar minyak dan menjaga keberlangsungan pembangunan melalui APBN yang telah direncanakan.
Hal itu dikatakan oleh Boyke Pribadi, seorang ekonom dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang, Banten, Sabtu (27/8/2022).
Boyke yang juga Ketua Ikatan Alumni Lemhanas Program Taplai Provinsi Banten itu mengungkapkan, dua pilihan keputusan tersebut sangatlah sulit mengingat kondisi ekonomi masyarakat yang belum pulih sepenuhnya usai dihantam badai pandemi selama 2 tahun.
"Kedua pilihan tersebut sangatlah sulit mengingat akan bertambah kepada kenaikan harga BBM yang akan mengurangi kenyamanan masyarakat pengguna kendaraan bermotor untuk beberapa saat kondisi tersebut dihadapkan dengan keberlanjutan pembangunan yang telah direncanakan untuk menjaga kehidupan perekonomian di tengah-tengah masyarakat, "kata Boyke dalam keterangan persnya, Sabtu (27/8/2023).
Diharapkan masyarakat dapat memahami sulitnya kedua pilihan tersebut, meskipun demikian pemerintah harus memilih salah satunya guna keberlangsungan kehidupan NKRI yang nyaman bagi seluruh masyarakatnya sesuai amanat pembukaan undang-undang 45 bahwa negara didirikan untuk meningkatkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan masyarakat.
Dalam kapasitasnya selaku akademisi, Boyke Pribadi mengatakan jika menggunakan sudut pandang rasional expenditure maka mendukung rencana pemerintah untuk menaikkan sedikit harga bahan bakar minyak agar pembangunan terus berlangsung guna menjaga pertumbuhan ekonomi di tengah-tengah masyarakat. (Ardi/TN).