LEBAK, TitikNOL - Misteri kuburan dengan mayat seorang bocah perempuan yang ditemukan warga Kampung Gunung Kendeng, Desa Cipalabuh, Kecamatan Cijaku, Kabupaten Lebak akhirnya terungkap.
Bocah perempuan yang dikubur ditemukan masih menggunakan pakaian lengkap dan nyaris membusuk diketahui bernama Keysya Safiyah (9). Korban tewas akibat kekerasan yang dilakukan Ibu kandungnya sendiri, LH (26) warga Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Usai tewas karena kekerasan yang dilakukan sang Ibu kandung, Keysya (korban) dibawa ke Banten (Lebak) oleh pelaku dan suaminya IS (27) bersama saudara kembarnya Keyla.
Kemudian sesampainya di wilayah Kampung Gunung Kendeng, Desa Cipalabuh, Kecamatan Cijaku, korban dikuburkan secara tidak layak dan diam - diam oleh sang Ayah di TPU Kampung Gunung Kendeng.
Selang hampir tiga minggu, kuburan itu kemudian ditemukan hingga menggegerkan warga setempat, karena warga tidak mengetahui ada warga sekitar yang meninggal dunia. Warga pun melaporkan penemuan kuburan baru itu ke pihak Polsek Cijaku.
Polisi datang ke lokasi penemuan kuburan baru tersebut, dan langsung memasang garis polisi (polis line), keesokan harinya warga setempat dan aparat Kepolisian dari Polsek Cijaku dan Polres Lebak melakukan pembongkaran.
Benar saja, setelah dilakukan pembongkaran oleh warga dan aparat Kepolisian ditemukan mayat seorang bocah berjenis kelamin perempuan usia sekitar 10 tahun, terkubur masih menggunakan pakaian lengkap.
Polisi langsung melakukan penyelidikan, setelah mendapat keterangan dari para saksi dan hasil Autopsi dari RSUD Adjidarmo, Polisi pun langsung bergerak untuk melakukan penangkapan terhadap pelaku pembunuhan. Kurang dari 24 jam, pelaku pembunuhan LH dan suaminya IS ditangkap di bilangan Jakarta Barat dan digelandang ke Mapolres Lebak.
"Dari hasil pendalaman dalam proses penyelidikan, selanjutnya penyidik Polres Lebak melakukan pengembangan untuk mengungkap dan menemukan pelaku. Dan pelaku berhasil ditangkap di Jalan Asofa Raya Kelurahan Sukabumi, Kebon Jeruk Jakarta barat. Pelaku merupakan ayah dan ibu kandungnya sendiri,“ terang AKP David Adhi Kusumah Kasatreskrim Polres Lebak, Minggu (13/9/2020).
Sementara itu, LH ibu kandung korban tidak membantah telah melakukan kekerasan terhadap korban (Keysya Safilah) yang merupakan anak kandungnya sendiri hingga tewas.
"Saya pukul kakinya, saya cubit, saya pun enggak tahu. Saya enggak benci sama sekali sama anak saya, saya enggak sadar," ucap LH sambil terisak menangis kepada penyidik Satreskrim Polres Lebak.
Baca juga: Mengagetkan, Ini Pelaku Pembunuhan Bocah Terkubur Berpakaian Lengkap di Cijaku
LH juga mengaku, suaminya menyuruh dirinya untuk mengakui bahwa suaminya IS (27) lah yang melakukan kekerasan sehingga menyebabkan anaknya Keysya Safilah (9) meninggal dunia.
"Jadi bilang aja semua dia (IS) yang ngelakuin, apa - apa dia (IS) yang ngelakuin dia. Dia sayang banget sama saya pak. Saya enggak sadar, saya enggak benci sama anak saya. Saya geregetan itu anak (Keysya) lemot. Saya mohon suami saya enggak salah apa-apa," kata LH sambil memohon kepada seorang penyidik polisi.
Sementara itu, IS ayah kandung korban mengatakan, dirinya sempat menanyakan kepada LH bahwa menurut LH, Keysya (korban) dipukul menggunakan tangan dan tidak sampai berdarah oleh ibu kandungnya.
"Saya tanya, saya kan enggak tega sama anak saya juga. Saya tanya cuma dipukul doang pakai tangan, kalau saya lihat enggak berdarah. Pas di situ mungkin anak saya belum makan, karena anak saya susah makannya jadi kaya sempoyongan gitu. Sama mamahnya suruh berdiri gitu, karena mungkin dari pertama sudah lama sempoyongan, lalu sama mamahnya disuruh duduk lagi," papar IS, dalam rekaman video yang diterima TitikNOL.
"Jadi karena anak saya enggak kuat duduk gitu, dia pingin minum terus saya kasih susu karena takut dingin ya sudah saya kasih air hangat, karena masih sempoyongan ya sudah kita bawa ke rumah sakit kata saya gitu, pas pertengahan itu anak saya itu sudah tidak bergerak waktu ashar," ucap IS menambahkan.
IS menyebut, bahwa niatan menguburkan anaknya di TPU Kampung Gunung Kendeng, Desa Cipalabuh tersebut, agar dekat dengan neneknya korban, sehingga bila pulang Kampung bisa Ziarah ke makam.
"Kata isteri saya, biar dekat dengan neneknya. Kata saya, aduh gimana dik, saya mah enggak. Karena saking bingungnya, takut anak saya enggak ada yang jagain kalau isteri saya masuk kantor polisi. Saya ingat anak saya yang satu ini (Keyla saudara kembar Keysya). Ya sudah boleh kata saya, tapi enggak apa - apa ini itu di tempat neneknya biar deketan jadi kalau pulang kampung bisa ziarah," sambung IS lagi.
"Saya bingung sebenarnya, saya pingin dikubur di tempat anak saya di Menteng Pulo sini, anak saya kan dikubur di sini di Menteng Pulo yang masih bayi yang masih berumur sebulan, baru setahun di kubur di sini (Menteng Pulo)," tukas IS. (Gun/Zal/TN1)