Jum`at, 22 November 2024

Pewarna Makanan Alami yang Dibuat Sendiri Itu Lebih Sehat

Ilustrasi pewarna makanan alami. (Dok: trendingtop5)
Ilustrasi pewarna makanan alami. (Dok: trendingtop5)

TitikNOL - Kue, permen, hingga es krim dapat disajikan dengan warna-warni yang menarik berkat bahan pewarna makanan. Meski memberikan tampilan yang menggiurkan, tetapi penggunaan pewarna semacam ini, terutama pewarna buatan, dikhawatirkan dapat menjadi bahaya tersendiri karena kandungan kimianya.

Pewarna makanan dapat berbentuk bubuk, cairan, gel, hingga pasta. Tujuan utamanya adalah mengubah warna makanan asli menjadi warna-warna yang diinginkan. Selain digunakan untuk industri dan pembuatan makanan rumahan, pewarna makanan juga kerap digunakan di dalam dunia kerajinan tangan, perangkat kedokteran, farmasi, dan kosmetik.

Penggunaannya harus melalui pemeriksaan yang ketat karena ada sebagian pewarna makanan yang mengandung racun ataupun yang berisiko menyebabkan gangguan kesehatan. Beberapa pewarna makanan buatan dipercaya berhubungan dengan meningkatnya risiko mengalami ADHD, tumor otak, gangguan perilaku pada anak, hingga kanker, meskipun hal tersebut masih memerlukan pembuktian lebih lanjut.

Membuat Pewarna Makanan Alami Sendiri
Kabar baiknya, terdapat pewarna makanan alami yang dapat dibuat sendiri di rumah menggunakan bahan-bahan yang mudah didapatkan di dapur. Pewarna makanan alami ini terdiri dari empat kategori utama yang berasal dari pigmen tanaman, dikenal sebagai chlorophyllin, carotenoids, anthocyanins, dan betanin.
Zat-zat pewarna ini pada dasarnya berasal dari tumbuhan atau bahan tertentu, seperti gula yang dikaramelisasi, pewarna oranye kemerahan yang berasal dari biji achiote yang merupakan tanaman dari Meksiko, likopen pada tomat, kunyit untuk warna kuning, ataupun paprika.

Jika Anda tertarik untuk membuat pewarna makanan alami sendiri, berikut adalah tahapan yang dapat dilakukan menggunakan buah dan sayur.

Sayur

Warna hijau dari tanaman seperti bayam dan berbagai umbi-umbian, seperti bit ataupun wortel dapat menjadi pilihan yang baik sebagai pewarna makanan. Hal ini karena tanaman tersebut memiliki warna gelap dan pekat. Namun sayuran hijau lain seperti seledri, meskipun berwarna pekat tetapi mengandung terlalu banyak air sehingga sulit memproduksi warna yang baik.

Warna merah bisa didapatkan dari buah bit, dan warna oranye dari wortel. Sedangkan warna ungu bisa diperoleh dari kubis merah dan warna kuning dari kunyit. Cara pengolahannya pun tidak sulit.

Pertama, rebus sayuran hingga warnanya melebur bersama air. Air inilah yang kemudian akan menjadi bahan pencelup. Jika warna menempel pada jari saat dicelup ke dalam air rebusan ini, maka sayuran tersebut tepat digunakan sebagai pewarna. Gunakan sedikit air untuk warna lebih gelap dan tambahkan air untuk warna yang lebih terang.

Sayuran kemudian dikeringkan dengan cara dimasukkan ke oven tanpa membuatnya terbakar pada suhu sekitar 65 derajat celcius, setidaknya selama 5-6 jam. Untuk mempercepat proses, sayuran dapat dipotong menjadi potongan tipis-tipis. Meski prosesnya membutuhkan waktu lama, tetapi sayuran yang telah dikeringkan ini dapat tahan disimpan di dalam wadah kedap udara hingga beberapa bulan. Setelah itu, sayuran kering dapat ditumbuk menjadi bubuk. Tekstur yang halus dapat diperoleh dengan mengolahnya dengan penggiling kopi.

Jika dirasa merepotkan, beberapa sayuran dan rempah juga bisa didapatkan sudah dalam bentuk bubuk. Bubuk ini hanya perlu dicampur dengan air, kemudian dioleskan pada bahan makanan yang akan diwarnai.

Buah

Meskipun berwarna sangat cerah, beberapa buah tidak cocok digunakan sebagai pewarna makanan. Buah seperti jeruk dan lemon memiliki cairan yang jernih, sehingga tidak menempel pada makanan lain dengan baik. Untuk memilih buah yang baik sebagai pewarna makanan, buah di blender atau di peras dan tuangkan jus ke gelas bening. Arahkan gelas ke arah lampu. Semakin sedikit cahaya yang bisa menembus gelas, semakin baik pula buah bisa menjadi pewarna makanan. Buah-buahan golongan beri, seperti buah stroberi, ceri, dan bluberi adalah contoh buah yang cocok dijadikan pewarna makanan.

Pilih buah segar untuk dicampur atau diolah dengan juicer bersama dengan sedikit air. Pastikan untuk mengupas kulit dan membuang biji atau bagian yang tidak dibutuhkan. Setelah menjadi jus, saring serat, biji kecil maupun sisa buah lain yang masih tersisa dalam jus. Terkadang jus ini sudah bisa digunakan sebagai pewarna. Tetapi bila Anda ingin mendapatkan warna yang lebih tegas, tuang jus ke dalam penggorengan, masak dengan suhu panas tingkat sedang. Saat jus telah berubah menjadi pasta kental, maka jus telah siap digunakan menjadi pewarna makanan alami.

Berkat pewarna makanan alami, sajian makanan dapat tampil lebih cantik tanpa harus takut dengan risiko gangguan kesehatan.

Sumber: www.alodokter.com

Komentar