TitikNOL - Di luar meningkatkan risiko kerusakan gusi, seseorang yang menghisap marijuana selama lebih dari 20 tahun saat dia dewasa ternyata akan sama sehatnya dengan orang yang tidak menghisap ganja. Hal itu ditemukan dalam sebuah studi terbaru di Amerika.
Para periset sebelumnya telah menemukan bahwa pengguna marijuana berisiko mengalami penurunan kemampuan kognitif dan strata sosial juga ekonomi, namun kali ini penggunaan marijuana ditemukan tak berbanding lurus dengan masalah kesehatan fisik.
"Satu-satunya ukuran yang dapat dipakai untuk mengindikasikan ganja menyebabkan masalah kesehatan yang serius adalah melalui jaringan pendukung gigi," ujar periset senior dari Duke University di Durham, Carolina Utara, Terrie Moffitt kepada Reuters.
National Institutes of Health Amerika menyatakan masalah jaringan pendukung gigi biasanya terlihat dari terjadinya pembakaran pada bagian gusi. Hal itu membuat gigi kendur dari gusi dan menimbulkan rongga yang akhirnya membuat infeksi. Jika dibiarkan, kondisi tersebut menyebabkan gigi mudah lepas.
Dalam studi terbaru, periset meneliti sebanyak 1037 orang yang lahir di New Zealand pada tahun 1972 hingga 1973. Partisipan yang mengikuti penelitian ini berasal dari usia 3 hingga 38 tahun.
Menurut JAMA Psikiatri, dari jumlah tersebut, ada sebanyak 65 persen partisipan yang mengaku menggunakan ganja setelah berusia 18 tahun.
Para periset tidak menemukan kaitan antara penggunaan ganja pada saat dewasa dengan kesehatan fisik yang buruk, seperti masalah paru-paru, inflamasi sistemik, metabolisme tubuh, tekanan darah ataupun indeks masa tubuh.
Setelah disesuaikan dengan beberapa faktor seperti penggunaan tembakau, para periset menemukan bahwa penggunaan ganja pada saat dewasa berkaitan erat dengan masalah gusi.
Moffitt mengatakan, hubungan antara penggunaan ganja dengan bagian oral sama halnya dengan meletakkan objek yang dibakar ke dekat gusi.
"Apapun yang ada bakar dan hisap akan membuat panas gusi dan menyebabkan inflamasi. Sedangkan inflamasi sendiri sangat buruk untuk gigi Anda," kata Moffitt.
Sebagai bahan perbandingan, para periset juga mencari tahu apakah tembakau mempunyai kaitan dengan menurunnya kesehatan fisik. Mereka pun mendapati ada beberapa dampak masalah kesehatan yang mengikuti karena menggunakan tembakau. Mulai dari inflamasi, radang gusi, kolesterol, paru-paru hingga tekanan darah menjadi efek di kemudian hari.
`
"Artinya, kanabis bukan masalah kesehatan masyarakat yang besar saat ini, baik itu masalah kesehatan mental atau sosial dan juga fisik. Karena saat ini tidak banyak orang yang menggunakannya dibandingkan dengan tembakau dan alkohol," ujar Moffitt.
Meski begitu, dia tidak menafikan bahwa nantinya dapat terjadi juga peningkatan masalah jika semakin banyak orang yang menggunakan ganja.
Sumber: www.cnnindonesia.com