TitikNOL - Upaya Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mempromosikan pariwisata Indonesia di Tiongkok mulai membuahkan hasil. Setelah Bali dan Batam, giliran Manado yang dikunjungi sekitar 500-an turis asal Negeri Tirai Bambu itu.
Ratusan wisatawan asal Cina itu masuk melalui Bandara Sam Ratulangi untuk menikmati Cap Go Meh di Manado. "Sulawesi Utara itu secara geografis sudah bagus, posisinya lebih dekat dari Tiongkok," ujar Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya dalam keterangannya, Rabu (17/2).
Soal atraksi, kata Menpar, Manado punya banyak kekuatan. Menurut dia, Manado memiliki gunung,laut, serta kuliner yang hebat-hebat. "Budaya sosial masyarakatnya juga welcome dengan turis? Tinggal aksesibilitas, direct flight dan yang lebih penting mempromosikan destinasi Manado ke pasar Cina," ungkap Arief.
Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey langsung menyambut turis-turis asal Guangzhou dan Chengdu, Tiongkok itu. Alunan musik Kolintang dan pertunjukan Barongsai langsung menyambut kehadiran para wisatawan asal Cia itu.
Musik bambu khas Manado juga juga ikut dimainkan. “Ini sejarah. Belum ada turis Tiongkok yang datang berkelompok sebanyak ini. Saya berterima kasih kepada bantuan promosi Kementerian Pariwisata karena pariwisata Sulawesi Utara bisa berkibar kemana-mana,” tutur Gubernur Olly Dondokambey.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulut Happy Korah mengatakan, peluang merebut pasar Tiongkok sangat terbuka. Ia berharap, kedatangan Wisman Tiongkok bisa menjadi tonggak sejarah kebangkitan pariwisata Sulut dan mendorong perekonomian daerah. “Dengan ini, peringkat Kota Manado sebagai tujuan pariwisata dunia di Indonesia bakal meningkat,” ucapnya.
Wisman asal Tiongkok itu, kata dia, akan berada di Manado selama lima hari empat malam. Mereka akan menyasar spot-spot wisata di Minut, Tomohon dan Bitundig. Menurut Korah, tujuan Wisman Tiongkok berlibur tak lain untuk merayakan Cap Go Meh. “Semua akan datang ke banyak tempat seperti Lembeh, Lihaga, Bunaken, dan lainnya. Selain itu, akan juga mencoba kuliner khas Manado."
Peningkatan kunjungan ini, kata dia, bakal mempercepat realisasi sejuta turis hingga Tahun 2020. “Pasti tahun 2018 sudah bisa tercapai,” katanya. Menurut Korah, ada banyak manfaat yang diterima Sulut. Menurutnya, ini menciptakan multiplier effect bagi perekonomian.
“Perhotelan, transportasi, serta UMKM akan terdampak. Lebih lagi untuk usaha di bidang kuliner, souvenir, dan usaha wisata lainnya,” ujarnya.
Sumber: www.republika.co.id