Jum`at, 4 Oktober 2024

ASN Kota Serang Wajib Kumpulkan Telur Setiap Minggu Kenapa?

SERANG, TitikNOL - Pemerintah Kota Serang mewajibkan seluruh aparatur sipil negara (ASN) mengumpulkan telur setiap minggu, kepada Dinas Pemberdayaan Perempun Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Serang.

Pengumpulan telur oleh ASN ini tertuang dalam Surat Edaran Walikota Serang Nomor : 460/1400 -Perekonimian/X/2023 tentang gerakan peduli percepatan penurunan stunting di Kota Serang.

Dimana pengumpulan telur dilakukan setiap hari Senin saat apel pagi di lapangan Puspmekot Serang, dalam rangka menekan angka stunting di Kota Serang.

“seluruh ASN dihimbau untuk mengumpulkan telur alhamdulillah sudah dimulai minggu kemarin sekarang minggu kedua, dan alhamdulillah patut bersyukur rekan rekan peduli stunting,”kata Sekertaris Daerah (Sekda) Kota Serang Nanang Saefudin, Senin (23/10/2023).

Menurut Sekda gerakan pengumpulan telur ini diinisiasi oleh DP3AKB dalam rangka menuntaskan angka Stunting yang saat ini mencapai angka 19 persen di Kota Serang.

“Ini jadi intinya semua kita berpartisipasi alhamdulillah dalam rangka menuntaskan stunting, karena stunting kita ini kota serang 19 persen diharapkan di 2024 akhir ini 14 persen, dan menekan lima persen ini tidak mudah,” lanjutnya.

Dengan kolaborasi antara semua pegawai di Pemkot Serang, serta seluruh stekholder di Kota Serang pengentasan stunting dapat diatasi dengan baik.

“Makanya harus ada kolaborasi kerjasama diantara kita semua bukan dari pemda saja tapi seluruh stekholder yang ada di kota Serang,” sambungnya.

Maka itu, Sekda menegaskan ASN harus menyumbangkan telor setiap minggu.

”Nyumbang nya telor tidak boleh uang telor saja saya khawatir nanti nyumbang uang ada penyunatan, ada apa, nanti jadi masalah tujuan mulya dikotori dengan hal negatif saya tidak mau,” pungkasnya.

Sementara itu Kepala DP3AKB Kota Serang di minggu pertama terkumpul 1.600 butir telur lebih dari seluruh pegawai di Pemkot Serang, pihaknya langsung mengemaskan dan mendistribusikan kepada penerima keluarga berisiko stunting dan stunting.

“1.600 butir minggu kemarin, ini minggi kedua belum terima semua nanti kita laporan diakhir minggu, telor itu kita langsung distribusikan karena usia telor tidak bisa lama lama,” kata Anton.

Pendistribusian pun bekerjasama dengan kewilayahan melalui Kecamatan dan kelurahan dengan memanfaatkan kader-Kades Posyandu juga.

“Untuk hari ini juga kalau sudah dikemas langsung disebar didistribusikan, untuk minggu kedua ini banyak karena selain dari ASN kita juga dapat bantuan dari rumah sakit dan bank,” jelasnya.

Anton menegaskan dalam rangka penanganan stunting telur memiliki manfaat yang sangat baik untuk peningkatan gizi si anak, dan satu keluarga mendapatkan 10 butir telur.

“Untuk keluarga berisiko stunting dan stunting jadi kita kemas dulu ada kemasannya mudah membagikannya, kita lihat situasi telor kita perkeluarganya 10 butir, tapi kalau sekarang jumlahnya dua kali lipat ya otomatis karena jumlah keluarga berisiko stunting juga data minggu kemarin bisa lebih banyak lagi,”lanjutnya.

Sejauh ini hampir seluruh organisasi perangkat daerag (OPD) menyumbangkan telur, satu pegawai 3 telor.

”Kalau di surat edaran diharapkan tiga butir, tapi faktanya mereka lebih seneng per OPD dan ini lebih besar untuk memudahkan juga bagi kita dikumpulkannya, per OPD bisa 20 kilogram bisa lebih,” pungkasnya. (TN)

Komentar