SERANG, TitikNOL - Pemerintah Provinsi Banten melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Banten telah mengekspor 36 ton briket arang batok ke Arab Suadi, Rabu (25/10/2023).
Ekspor perdana ini langsung dilepas oleh Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar, di depan Masjid Albantani, Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B).
Produksi briket ini merupakan hasil PT Harapan Agri, dimana mereka merupakan binaan Pemprov Banten yang terus melakukan pembinaan dan pendampingan Usaha Menengah Kecil Mikro (UMKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM)
“Dengan pembinaan yang baik, produk ekspor briket ini akan terus ditingkatkan selain produk-produk lainnya. Apalagi, pasar dari briket ini banyak tersedia dari mulai negera-negara di Eropa dan Timur Tengah,”kata Almuktabar.
Menurutnya, peluang ekspor ini juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta mengurangi Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Banten. Dan pemerintah mendukung terus mendorong UMKM lainnya untuk pasar mancanegara.
“Kita mempunyai posisi yang secara kewilayahan memungkinkan. Karena kita terakses jalan tol, pelabuhan, dan faktor penghubung skema dagang lainnya yang sudah tersedia dengan baik. Tinggal dimanfaatkan saja,” lanjutnya.
Dikatakan, limbah batok kelapa ini kalau tidak terolah dengan baik akan menjadi pengganggu lingkungan yakni sampah. Untuk itu, dengan adanya hilirisasi ini banyak hal yang terselesaikan.
“Mempunyai nilai tambah ekonomi dan di hulunya petani juga nanti bisa menjual tempurung kelapa ini ke penampung. Jadi tidak ada yang terbuang,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Disperindag Provinsi Banten Babar Suharso menambahkan, IKM PT Harapan Agri ini merupakan salah satu dari 30 IKM yang dilakukan pembinaan dari tahun 2021-2022 yang berasal dari Kecamatan Walantaka, Kota Serang.
“Awalnya mereka hanya menjual di dalam negeri. Kemudian kita berikan pelatihan ekspor. Alhamdulillah sekarang ini ekspor perdana secara mandiri,” kata Babar.
Selain IKM PT Harapan Agri, dalam waktu dekat juga akan dilakukan ekspor komoditi lainnya seperti coklat, kain tenun Baduy, talas benang yang kesemua itu merupakan binaan Pemprov Banten.
“Ini terus kita dorong, agar IKM dan UMKM di Provinsi Banten bisa naik kelas. Agar tidak hanya perusahaan-perusahaan besar saja yang bisa melakukan ekspor,” pungkasnya. (TN)