SERANG, TitikNOL - Langkah Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah yang memanggil pihak SDN Sadah dan beberapa siswa ke Pendopo Pemkab Serang, mendapatkan kritikan dari sejumlah pihak, termasuk dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
Dikatakan Jasra Putra selaku KPAI Bidang Hak Sipil dan Partisipasi Anak, pemanggilan siswi SDN Sadah oleh Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah, merupakan luapan emosi Tatu kepada anak.
"Bukannya (Bupati Serang) memberi edukasi dan membuka diri, justru kesan pemanggilan menjadi luapan emosi Bupati kepada anak," kata Jasra, Selasa (5/12/2017).
Menurut Jasra, langkah Bupati Serang dengan cara memanggil siswa yang mengeluh soal sekolahnya yang rusak, seolah-olah menyerang psikologi siswa.
"Bukannya mengapresiasi partisipasi anak, Ibu Bupati justru merasa terancam jabatannya atas laporan Devi. Sehingga menyebabkan Devi mendapatkan serangan psikologis," ungkapnya.
Baca juga: Bupati Serang: SD Sadah Bukan Bekas Kandang Kerbau Tapi Bekas Gembala Kerbau
Menurutnya, akibat adanya serangan psikologis ini, bisa berakibat terhadap tertutupnya masa depan hak partisipasi anak sebagaimana tercantum dalam UU Perlindungan Anak Pasal 56 Ayat 1.
Dia menambahkan, terlebih pemanggilan siswi tersebut dalam situasi sedang mengikuti ujian semester. Sepatutnya, bupati bisa menahan diri untuk memanggilnya ke kantornya.
Jasra pun menegaskan, KPAI akan memantau persoalan ini dan berkordinasi dengan sejumlah pihak.
"KPAI akan terus memantau dan berkoordinasi dengan semua pihak termasuk dengan ananda Devi dan keluarga pasca pemanggilan Ibu Bupati," tukasnya.
Sebelumnya, keluhan salah satu siswi kelas 6 SDN Sadah bernama Devi Marsya, soal sekolahnya yang rusak berbuntut panjang.
Baca juga: Bupati Serang Cecar Siswi Kelas VI SD Sadah Soal Sekolah Bekas Kandang Kerbau
Video yang diunggah di media sosial yang berisi surat terbuka Devi Masya kepada Gubernur Banten Wahidin Halim menjadi viral.
Bupati Serang Tatu Chasanah responsif. Senin (4/12/2017) kemarin, Tatu memanggil pihak sekolah seperti Kepala Sekolah, komite sekolah, juga Devi Masya.
Di pertemuan itu, Tatu meminta klarifikasi secara langsung kepada Devi Marsya soal sekolah bekas kandang kerbau. Ironisnya, Tatu meminta klarifikasi Devi di hadapan pejabat Dindik dan sejumlah orang dewasa lainnya yang berada di ruang pertemuan. (Gat/red)