Sabtu, 24 Mei 2025

Akses Terbatas, Ibu Hamil di Lebak Ditandu Sebrangi Sungai Ciberang

Ibu hamil yang ditandu saat melewati sungai Ciberang. (Foto: TitikNOL)
Ibu hamil yang ditandu saat melewati sungai Ciberang. (Foto: TitikNOL)

LEBAK, TitikNOL - Banjir bandang yang melanda tiga walayah kecamatan di Kabupaten Lebak beberapa waktu lalu, merusak infrastruktur seperti jalan dan jembatan.

Kondisi tersebut hingga saat ini belum mendapat penanganan maksimal. Akibatnya, aktivitas sehari - hari warga sekitar terganggu.

Hal itu seperti dialami seorang ibu hamil bernama Tita (30) warga Kampung Muara, Desa Ciladaeun, Kecamatan Lebak Gedong, Kabupaten Lebak.

Ibu hamil itu terpaksa harus ditandu menggunakan alat seadanya melewati sungai Ciberang yang berada di desanya, karena jembatan yang terputus akibat diterjang banjir bandang. Warga yang berada di wilayah setempat pun membuat jembatan gantung seadanya.

Kepala Desa Ciladaeun Yayat Dimyati membenarkan hal tersebut. Dijelaskannya, Tita dan janin yang dikandungnya merupakan hasil pernikahannya dengan Jejen (35). Dari pernikahannya, suami istri itu telah dikaruniai dua orang anak.

"Iya itu warga saya, sekarang sedang mengandung anak yang ketiga," ujar Yayat, kemarin.

Yayat mengungkapkan, Tita harus segera mendapatkan perawatan medis, karena di usia kandungan yang hampir memasuki sembilan bulan ini sebagian tubuhnya tidak bisa digerakan.

Atas kondisi tersebut lanjut Kades Ciladaeun itu, Tita beserta janinnya direkomendasikan untuk langsung menjalani operasi sesar di RSUD Adjidarmo Rangkasbitung.

"Ada Puskesmas pembantu (Pustu) hanya sekitar 500 meter, namun karena kondisi Tita yang harus segera mendapatkan perawatan medis, sedangkan pada Pustu itu peralatannya terbatas maka diputuskanlah untuk dibawa ke RSUD Adjidarmo," ungkapnya.

Ia mengatakan, kejadian tersebut bukan kali pertama terjadi, namun sudah sering terdapat warga yang mengalami hal serupa.

"Karena tidak ada jembatan aktivitas warga sangat terganggu. Yang kami khawatirkan adalah saat ada kejadian yang sangat urgent seperti kejadian saat ini, namun kondisi sungai tengah banjir. Sehingga harus menempuh jalan lainnya yang lebih jauh lagi. Itu tentunya akan mengancam keselamatan si Ibu dan anak dalam kandungnya yang tengah membutuhkan tindakan medis," katanya.

Yayat pun berharap, pemerintah dapat segera melakukan pembangunan jembatan di Kampung Muara yang dapat dilalui oleh kendaraan roda empat.

"Kami harap pemerintah dapat segera membangunnya walaupun hanya jembatan sementara, yang penting bisa dilalui mobil. Karena kami sabgat membutuhkannya," tandasnya.

Sementara itu, Jejen, suami dari Tita mengatakan, operasi sesar telah berhasil dilakukan dan Tita beserta bayinya selamat.

"Alhamdulillah selamat, anak laki-laki, rencana namanya Hamizan" katanya. (Gun/TN1)

Komentar