Minggu, 15 Desember 2024

Bantah Sebabkan Kerbau Keracunan, PT Pancapuri Sebut Akibat Gigitan Ular

Salah seorang warga saat menunjukan saluran air yang diduga tercemari limbah industri dan menyebabkan ternak warga mati mendadak. (Foto: TitikNOL)
Salah seorang warga saat menunjukan saluran air yang diduga tercemari limbah industri dan menyebabkan ternak warga mati mendadak. (Foto: TitikNOL)

CILEGON, TitikNOL - PT Pancapuri akhirnya angkat bicara terkait dua ekor kerbau milik warga Lingkungan Cilodan, Kelurahan Gunung Sugih, Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon yang mati mendadak.

    Manajemen perusahaan membantah, kalau dua ekor kerbau tersebut mati akibat keracunan limbah industri yang ada di Kawasan Industri PT Pancapuri.

    "Lokasi kerbau mati itu memang masih di kawasan Pancapuri, persisnya di belakang gudang LOC (Lautan Otsuka Chemical). Kenapa mati di situ, saya juga enggak tahu penyebabnya apa. Kalau dikaitkan dengan buangan Chandra Asri atau perusahaan lain itu jauh sekali. Jadi dugaan saya bukan dari situ," ujar Manager PT Pancapuri, Pomi Riana, saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Senin (10/9/2018).

    Baca juga: Diduga Keracunan Limbah Industri di Ciwandan, Dua Ekor Kerbau Warga Mati Mendadak

    Pomi berkilah, bisa saja kerbau tersebut mati akibat digigit ular, karena lokasi matinya kerbau itu gunung yang sedang digarap PT Pancapuri.

    "Bisa saja kerbau itu mati kena bisa ular, karena gunung di situ lagi dipapas, di situ kan sarangnya ular. Kemudian saya liat dari sisi mulut kerbau yang mati itu juga berbusa seperti kena racun. Kalau kena bahan kimia kan nggak mati sekaligus, bisa beberapa hari," katanya.

    Saat disinggung terkait kenapa PT Pancapuri memberikan ganti rugi kepada pemilik dua ekor kerbau tersebut, sedangkan penyebab matinya hewan ternak itu sendiri bukan dari limbah industri yang ada di Kawasan Industri PT Pancapuri, Pomi mengaku punya dalih.

    "Kita ganti rugi itu, karena kerbau mati lokasinya masih daerah Pancapuri. Kita mengganti itu rasa tanggung jawab saja. Hewan itu sebenarnya nggak boleh liar, tapi kenapa itu dibiarkan begitu saja," tukasnya. (Ardi/TN1).

    Komentar