Jum`at, 22 November 2024

Sebut MCK Kurang Manfaat, Subadri Galakan Gerakan Dua Ribu Jamban Keluarga

Wakil Wali Kota Serang Subadri Ushuluddin menggalakan program GARDU JAGA (Gerakan Dua Ribu Jamban Keluarga) di Puskesmas Banjar Agung, Kota Serang, Jum'at (8/3/2019). (Foto: TitikNOL)
Wakil Wali Kota Serang Subadri Ushuluddin menggalakan program GARDU JAGA (Gerakan Dua Ribu Jamban Keluarga) di Puskesmas Banjar Agung, Kota Serang, Jum'at (8/3/2019). (Foto: TitikNOL)

SERANG, TitikNOL - Wakil Wali Kota Serang Subadri Ushuluddin sebut mandi, cuci dan kakus (MCK) kurang bermanfaat untuk warga di Kelurahan Banjar Agung. Subadri pun menggalakan program GARDU JAGA (Gerakan Dua Ribu Jamban Keluarga) di Puskesmas Banjar Agung, Kota Serang, Jum'at (8/3/2019).

"MCK komunal kan kurang manfaat tuh, maka dari itu, saya sudah menginstruksikan kepada dinas terkait untuk melancarkan dan mensukseskan gerakan gardu jaga ini," kata Subadri.

Ia mengatakan MCK Komunal bisa bermanfaat jika program tersebut di alihkan langsung kepada rumah yang tidak memiliki jamban.

"MCK komunal bisa lebih bermanfaat sebenarnya, jika MCK tersebut berikan langsung ke rumah-rumah. Misalkan, ada 150 MCK Komunal, dari pada benalu ya hibahkan atau limpahkan saja, toh masih sama dalam rangka sama-sama mengatasi jamban," ungkapnya.

Subadri menyebutkan tidak efektifnya program MCK Komunal bisa dilihat dari masyarakat Kelurahan Banjar Agung yang sampai saat ini ada 97 rumah masih belum memiliki jamban.

"Ya sampai saat ini di kelurahan Banjar Agung dari 100 persen masyarakat ada 97 penduduk atau rumah yang belum memiliki jamban keluarga," lanjutnya.

Maka itu, melalui program GARDU JAGA ini tentu diharapkan bisa membantu masyarakat di Kelurahan Banjar Agung yang belum memiliki jamban.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Banjar Agung Eni Sudaryani mengatakan lahirnya GARDU JAGA ini karena masih ada masyarakat yang membuang hajat sembarangan dan faktor ketidakmampuan masyarakat

"Lahirnya gerakan ini berawal dari warga di Kelurahan Banjar Agung masih adanya buang hajat sembarangan. Pertama masih kurang sadarnya masyarakat tentang kesehatan dan kedua yang agak miris mereka sebenarnya sama ingin memiliki jamban tapi terbentur dengan keadaan," terangnya.

Ia berharap Pemkot Serang hadir di tengah-tengah masyarakat untuk menyelesaikan persoalan jamban agar tidak ada lagi yang berak di kebun.

"Harapan kami ada peran pemerintah, yang hadir ditengah-tengah masyarakat untuk menyelesaikan persoalan jamban ini. Sehingga masyarakat nyaman dan tidak berak sembarangan sepeti berak di kebun," tegasnya. (Gat/TN2)

Komentar