Senin, 28 Oktober 2024

Tayangkan ‘Deklarasi Nyimas Ropoh' di HUT ke-16 Banten, Ini Pesan Muchtar Mandala

Ilustrasi paripurna. (Dok: banten88)
Ilustrasi paripurna. (Dok: banten88)

SERANG, TitikNOL - Rapat Paripurna Istimewa Peringatan Hari Jadi ke-16 Provinsi Banten 2016 di Ruang Paripurna DPRD Banten, KP3B, Kota Serang, diselipkan tayangan video sejarah Provinsi Banten berjudul ‘Deklarasi Nyimas Ropoh'.

Video yang diambil 23 Januari Tahun 2000 itu ditampilkan oleh tokoh pendiri Provinsi Banten Muchtar Mandala saat diberi kesempatan memberikan sambutan.

Dalam tayangan berdurasi sekitar lima menit tersebut, ‘Deklarasi Nyimas Ropoh' dibacakan Ketua DPRD Kabupaten Pandeglang, Encep Daden Ibrahin, yang didampingi seluruh Ketua DPRD Kabupaten/Kota se-Banten. Deklarasi dihadiri seluruh tokoh Banten dan Mendagri yang kala itu dijabat Surjadi Sudirdja.

Berikut isi deklarasi yang dibacakan di Kampung Nyimas Ropoh, Pandeglang tersbut :

1. Kami warga masyarakat Banten senantiasa konsisten untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam satu wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Kami warga masyarakat Banten mendesak lembaga legislatif dan eksekutif, baik di daerah maupun di pusat, untuk segera mewujudkan Banten sebagai Provinsi, serta kami siap berpegang teguh menerima amanat aspirasi masyarakat akan terbentuknya Banten menjadi Provinsi.

3. Kami warga masyarakat Banten bersepakat untuk tetap menjaga keutuhan dan kebersamaan dalam rangka merealisir amanat tersebut sesuai dengan harapan masyarakat Banten sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat Banten. Demikian surat pernyataannya sikap bersama ini kami buat dengan sebenar-benarnya tanpa ada intervensi dan paksaan dari pihak manapun serta penuh rasa tanggungjawab akan terciptanya masyarakat adil dalam kemakmuran dan makmur dalam keadilan. Semoga niat ini selalu ada dalam lindungan Allah SWT. Amien.

Muchtar Mandala mengajak para pemangku kepentingan dan masyarakat Banten agar tidak melupakan fakta sejarah terbentuknya Provinsi Banten tersebut.

"Fakta sejarah ini yang tidak boleh kita lupakan dan patut kita hargai. Fakta-fakta sejarah seperti ini agaknya sulit atau tidak tertarik untuk dikemukakan. Padahal ini perlu untuk generasi-generasi yang akan datang," kata Muchtar.

Ia mengaku sengaja medokumentasikan peristiwa-peristiwa sejarah pembentukan Provinsi Banten untuk mengenalkan sejarah para generasi penerus. Juga untuk mengantisipasi adanya pihak-pihak yang mengklaim sebagai ‘Pahlawan Banten'.

"Saya buat video dokumenter ini sepertinya waktu itu saya dapat petunjuk bahwa pada suatu saat nanti, banyak orang yang mengatakan 'saya ini pahlawan Banten, saya ini tokoh pendiri provinsi Banten', tetapi mana buktinya," ujarnya, disambut tepuk tangan hadirin sidang.

Menurut Muchtar, ia tidak ingin diberi penghargaan apapun oleh pemerintah, tidak juga berambisi menjadi seorang pejabat kala itu.

"Saya ikhlas karena saya cinta terhadap Banten. Jangan lah kita berpikir (memperkaya diri), apalagi pemangku kekuasaan yang pasti (kesejahteraannya) sudah dijamin, marilah kita memikirkan kemakmuran rakyat-rakyat yang ada di bawah," tukasnya.

Ia berharap, tidak ada lagi persoalan-persoalan yang membuat masyarakat mengelus dada.

"Jangan lagi kita mendengar ada anak-anak ke sekolah bergelantungan melalui jembatan berbahaya, jangan sampai ada lagi warga yang sampai tinggal di bekas kandang kambing, jangan sampai kita mendengar lagi di rumah sakit banyak yang busung lapar. Sensitif lah kita, para pemangku kepentingan harus memiliki empati," tegasnya. (Kuk/Rif)

Komentar