Sabtu, 27 Juli 2024

Tradisi Ramadan, Santri Banten Diajarkan Kitab Kuning

Para Santriwati Ponpes AL-Fathaniyah dengan giat saat mempelajari kitab kuning. (Foto: TitikNOL)
Para Santriwati Ponpes AL-Fathaniyah dengan giat saat mempelajari kitab kuning. (Foto: TitikNOL)

SERANG, TitikNOL – Memasuki bulan Ramadan, seluruh umat muslim di dunia beramai-ramai meningkatkan ibadah mereka, guna meraih banyak pahala dari Allah SWT si bulan suci penuh berkah ini. 

Berbagai cara pun dilakukan umat muslim. Dari giat salat wajib, salat sunnah, mengaji sampai i'tikaf di mesjid.

Begitu pun yang dilakukan para santri salafiah di Pondok Pesantren Al-Fathaniyah, Kecamatan Cipocok, Kota Serang.

Mereka memilih untuk mengaji Kitab Kuning dengan cara kilatan. Yakni, pelaksanaan pengajian Kitab Kuning dikebut selama bulan Ramadan.

“Untuk mengisi waktu sambil menunggu berbuka puasa, puluhan santri di Pondok Pesantren Salafiah Al-Fathaniyah memang diajarkan untuk mengaji Kitab Kuning oleh kita sebagai pengurus pondok,” kata Pendiri Ponpes Al Fathaniyah K.H Matin Sarkowi, kepada wartawan, saat ditemui di pondoknya, Selasa (7/6/2016).

berbeda dengan bulan biasanya, pada bulan Ramadhan ini, proses pembelajaran Kitab Kuning diajarkan lebih cepat dan dapat diikuti oleh seluruh tingkatan santri.

“Belajar Kitab Kuning merupakan mata pelajaran tambahan bagi para santri. Namun, pada bulan Ramadhan biasanya mereka diberikan pelajaran secara full satu bulan untuk membaca Kitab Kuning. Yang lainnya yaitu salat taraweh dan kegiatan ibadah lainnya,” jelasnya.

Ia juga menyampaikan, membaca Kitab Kuning berfungsi melatih para santri untuk dapat mengerti makna dari kitab tersebut.

"Bagi para santri belajar Kitab Kuning bukan merupakan hal yang mudah, karena kitab tersebut bersifat gundul dan hanya bisa dimaknakan oleh yang sudah paham tentang bahasa Arab,” ungkapnya.

Masih kata Matin Syarkowi, untuk bisa membaca Kitab Kuning berikut arti harfiahnya, maka para santri harus membaca kalimat per kalimat secara menyeluruh dan dibutuhkan waktu lama.

Sementara itu, menurut salah satu santri, Ahmad, mengaku sangat senang dengan pelajaran membaca Kitab Kuning. Soalnya, selain mengisi kekosongan menunggu waktu berbuka puasa, bisa menambah ilmu keagamaan.

“Senang sekali saya bisa belajar dan membaca ayat gundul dengan maknanya sambil menunggu buka puasa,” pungkasnya. (Meghat/red)

TAG ponpes
Komentar