SERANG, TitikNOL - Melihat perkembangan kemajuan Kabupaten Serang yang dinilai belum mampu membawa perubahan secara maksimal dan cenderung stagnan, menjadi pacuan Lili Romli siap bertarung dalam ajang perhelatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 mendatang.
Terlebih, banyaknya dorongan masyarakat yang menaruh harapan baru pada pundak sang Profesor Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan (LIPI), yang diyakini dapat menjadikan Kabupaten Serang sebagai daerah berkemajuan.
Lili Romli mengatakan, sejatinya konstestasi Pilkada merupakan pertarungan gagasan antar calon pemimpin. Sehingga tolak ukur pertarungan sosok figur berlandaskan atas visi misi, bukan siapa yang banyak uang yang menang.
"Midset masyarakat harus dirubah, bahwa politik uang itu kejahatan yang tidak bisa mampu membawa perubahan. Gimana caranya masyarakat Kabupaten Serang harus maju, jangan sampai tertinggal. Masyarakat Serang ini ingin perubahan, untuk ini saya terdorong untuk maju pada Pilkada," katanya kepada TitikNOL, Senin (9/9/2019).
Pria kelahiran Serang Utara tersebut yakin, dengan potensi sumber daya alam yang melimpah, dapat dimanfaatkan dalam memajukan suatu daerah.
Sebagai perbandingan dirinya mencontohkan, bahwa Kabupaten Serang bagian dari daerah kawasan industri. Namun hal ini tidak berdampak pada penurunan jumlah pengangguran.
"Ini terbukti tingkat pengangguran tinggi, padahal di sini (Kabupaten Serang) menjadi kawasan industri di Banten. Jangan sampai tidak dimanfaatkan dengan baik," terangnya.
Untuk membuktikan keseriusannya dalam membangun daerah, Lili menyatakan siap mengundurkan diri Aparatur Sipil Negara (ASN).
"Saya kalau dicalonkan dari partai siap mundur sebagai ASN dan ini bagian dari perjuangan saya sebagai putra daerah untuk membangun Kabupaten Serang," tegasnya.
Kedepan, sebagai langkah starategis, dirinya mengaku akan membentuk tim untuk mensosialisasikan visi, misi serta gagasan dalam memajukan Kabupaten Serang kepada masyarakat.
"Saya punya gagasan, visi misi ini untuk pertarungan, masyarakat diajak adu gagasan. Kalau masyarakat diajak pertarungan figur atau isi tas, yang punya gagasan ini tidak akan mampu. Padahal kita tahu, dua figur itu bermasalah saat memimpin, jangan dipilih kembali karena tidak akan maju-maju," tukasnya. (Son/TN1)