BANTEN, TitikNOL - Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Latihan Kerja (BLK) Banten menjadi tonggak utama dalam meningkatkan kualitas keahlian masyarakat, demi menekan angka pengangguran.
Di mana Provinsi Banten menjadi tempat penanaman modal paran investor baik dari dalam negeri maupun asing. Kondisi ini yang akan dimaksimalkan Pemprov Banten agar meningkatkan perekonomian daerah, sekaligus mensejahterakan masyarakat melalui penyerapan tenaga kerja.
Salah satu cara yang telah dilakukan UPTD BLK Banten, dengan menggandeng PT. Supra agar dapat menyerap tenaga kerja dari alumni peserta latihan.
"Kita sudah MoU, ketika lulusan las, mesin dan Listrik setelah penandatangan ketika ada kesempatan lowongan kerja akan mengambil dari 3 kejuruan tadi," kata Kepala UPTD BLK Banten, Mohamad Bayuni, Jumat (25/7/2025).
Bayuni menyebutkan, saat ini alumni BLK Banten memiliki kesempatan lebih untuk bekerja di dunia industri, terutama di bidang otomotif.
Apalagi PT. Supra telah berkomitmen untuk melaporkan setiap adanya lowongan kerja di beberapa cabang perusahaannya. Sehingga kesempatan bekerja terbuka lebar.
"Kalau untuk dicantumkan (kuota penyerapan tenaga kerja) tidak ada, tapi setiap ada kesempatan kami harus tahu untuk merekrut. Kalau yang sudah di Banten, ada di Pasar Kemis Tangerang, da juga luar daerah, di Gersik misalnya," terangnya.
Namun bukan hanya skil saja yang harus dimiliki para peserta, keahlian soft skil juga harus dipenuhi agar tangguh dengan kondisi industri.
"Kita gali itu, kemudian ada nota kesepatan akhirnya deal. Kalau secara detail kebutuhan harus diperbaiki lagi, makanya kita kerja sama dengan perusahaan, makanya kita perbaiki terutama soft skil ketangguhan bertahan di kondisi industri," jelasnya.
Untuk itu, BLK Banten selain melatih keahlian para peserta, akan melatih juga keterampilan lainnya demi memenuhi kebutuhan industri.
Ditambah lagi, alumni BLK Banten berdasarakan laporan yang telah bekerja, sudah ada 48 persen yang diterima di industri. Selebihnya ada yang buka usaha sendiri dengan keahlian masing-masing.
"Makanya tahun ini saya menerapkan pelatihan soft skil dari HRD perusahaan. Secara empirik 48 persen yang daftar yang kami ketahui, apakah mereka menjahit, kecantikan, las, AC pedingin kadang mereka buka usaha sendiri, bisa sendiri tapi tidak menyampaikan ke kami," tutupnya. (ADV)