Jum`at, 29 November 2024

Wewangian yang Menyengat Bisa Memicu Masalah Kesehatan

Ilustrasi. (Dok: theplumbette)
Ilustrasi. (Dok: theplumbette)

TitikNOL - Wewangian dan ragam produk beraroma yang menyengat bisa tercium di mana pun Anda berada. Efeknya pada sebagian orang mungkin hanya mengganggu kenyamanan. Namun, untuk sebagian yang lain, boleh jadi berefek sangat parah.

Tak hanya wewangian seperti parfum, ragam produk pribadi semisal lotion, deodoran, juga barang-barang dengan komponen wangi lainnya, ternyata bisa memicu berbagai gejala serius mulai dari migrain, masalah pernapasan, hingga efek neurologis. Terutama bagi orang yang memiliki sensitivitas tertentu pada bau-bauan. Mungkin, itulah sebabnya ada orang yang tidak nyaman, bahkan benci ketika mencium produk wewangian.

Studi baru berupa jajak pendapat tersebut dilakukan oleh Anne Steinemann, PhD, seorang profesor teknik sipil di Universitas Melbourne School of Engineering, Australia. Untuk penelitian, ia meminta hampir 1.100 partisipan menyelesaikan kuesioner mengenai kemungkinan pemicu munculnya gejala dan reaksi alergi tertentu akibat paparan produk beraroma seperti penyegar udara, larutan pembersih, hingga produk perawatan tubuh.

Dr. Steinemann menemukan bahwa sepertiga dari peserta studi mengalami masalah kesehatan akibat paparan produk beraroma. Reaksi yang paling umum adalah gejala pernapasan seperti batuk, bersin, dan sesak napas (17 persen); diikuti oleh gejala mukosa seperti hidung mampet dan mata berair (14 persen); migrain (10 persen); juga reaksi kulit seperti ruam, gatal-gatal, kesemutan dan dermatitis (9,5 persen).

Sementara reaksi kurang umum di antaranya serangan asma (7,6 persen); masalah pencernaan (3,3 persen); masalah neurologis seperti pusing atau pingsan (5 persen); dan masalah kognitif seperti kesulitan mengingat atau berkonsentrasi (4,1 persen).

Bahkan, hampir 8 persen responden mengatakan mereka telah kehilangan pekerjaan dalam satu tahun terakhir karena merasa sakit akibat paparan wewangian yang kuat di tempat kerja. "Berdasarkan temuan saya, jelas bahwa efek kesehatan akibat sensitivitas wewangian bisa cepat, berat, dan berpotensi melumpuhkan," kata Steinemann dalam Health.

Sebelumnya pada tahun 2010, Dr. Steinemann juga pernah mengadakan penelitian di Amerika Serikat. Ia menemukan bahwa 19 persen orang Amerika mengalami reaksi negatif terhadap penyegar udara, seperti yang ada di toilet umum.

Selain itu, temuannya juga menyebutkan ada sekitar 24 senyawa bahan kimia wewangian yang akan bereaksi dengan ozon di udara sehingga menciptakan polutan sekunder yang berbahaya, misalnya formalin. Sementara sisanya--ada lebih dari 100 senyawa, dikenal memicu iritasi dan alergi seperti toluena, benzena, aseton, alfa dan beta-pinene (aroma pinus), dan etanol.

Sebab alasan itu, kata Steinemann, ada orang yang menghindari toilet umum atau memasuki toko karena takut wewangian memicu serangan asma dan gejala alergi serius lainnya. "Sensitivitas aroma bukan hanya masalah kesehatan, tapi sosial dan ekonomi juga."

Bagi Anda yang bereaksi terhadap wewangian, ada beberapa hal sederhana yang dapat Anda lakukan untuk melindungi diri.

Menurut Everyday Health, selain menggunakan obat seperti antihistamin dan obat kortikosteroid untuk hidung, Anda perlu melakukan pencegahan. Yakni dengan menjauhkan wewangian dari diri sendiri dan lingkungan, menggunakan produk bebas aroma jika memungkinkan, serta meminta pada orang lain seperti teman, pasangan, atau rekan kerja untuk tidak menggunakan produk wangi di sekitar Anda.

Tak jauh berbeda, WebMD juga menyarankan untuk mengurangi paparan dengan menjauh sebisa mungkin dari produk wangi. Jika sulit menghindar, bicara pada orang yang menggunakan bebauan untuk mengurangi pemakaian produknya merupakan cara efektif. Tentu saja, dengan cara sopan untuk hasil yang baik.

Akhirnya, seperti kata Steinemann, jangan takut untuk membiarkan orang lain tahu bahwa aroma wangi bisa membuat Anda sakit. "Ini adalah bahaya kesehatan dan kecenderungan tempat kerja yang tidak membantu produktivitas," pungkasnya.

Sumber: www.beritagar.id

Komentar