Jum`at, 22 November 2024

Jelang FIA World Endurance Championship Shanghai, Sean Optimis Raih Podium

Pebalap tim Jagonya Ayam KFC Indonesia, Muhammad Sean Gelael. (Dok: harianjogja)
Pebalap tim Jagonya Ayam KFC Indonesia, Muhammad Sean Gelael. (Dok: harianjogja)

TitikNOL - Pebalap muda Indonesia, Muhammad Sean Gelael optimistis dapat meraih podium pada ajang balap ketahanan enam jam LMP2 FIA World Endurance Championship seri ke delapan di sirikuit Shanghai, Tiongkok, Minggu 6 November 2016.

Pebalap tim Jagonya Ayam KFC Indonesia yang membawa bendera tim Extreme Speed Motosport (ESM) ini akan berkolaborasi dengan pebalap Italia Antonio Giovinazzi dan pebalap Inggris Tom Blomqvist.

Ini sekaligus menjadi reuni bagi ketiganya setelah pernah bersama-sama membela tim Jagonya Ayam with Carlin di ajang Formula 3 Eropa 2014. Penampilan Sean di ajang balap FIA WEC ini merupakan yang kali kedua.

Sebelumnya, pebalap yang baru merayakan ulang tahun yang ke-20 ini, sudah tampil pada seri ketujuh di sirkuit Fuji Speedway, Jepang, dua pekan lalu. Ketika itu, Sean yang berada satu tim dengan Antonio dan pebalap Belanda Giedo Van der Garde tampil cukup baik dalam debutnya dengan berhasil finis di posisi empat.

“Di Jepang, kami sudah sangat dekat dengan posisi podium. Sayangnya ada sedikit kesalahan yang membuat kami kehilangan waktu sekitar satu menit. Padahal, jarak antara pemimpin lomba dengan kami juga tidak lebih satu menit. Jadi, untuk balapan di Shanghai saya pikir posisi podium tetap dalam jangkauan kami,” kata Sean dalam rilisnya.

Sean juga merasa lebih nyaman dengan bergabungnya Tom Blomqvist. Pebalap yang saat ini masih berkiprah di ajang DTM BMW merupakan mantan rekan setimnya bersama Antonio pada balapan Formula 3 Eropa tahun 2014.

Situasi ini juga menguntungkan tim karena ketiga pebalap cukup kompak dengan sudah saling mengenal dan mengetahui karakter masing-masing.

“Giedo juga sebenarnya pebalap yang bagus. Dia punya banyak pengalaman dan pernah tampil di ajang Formula 1. Namun, saya lebih mengenal baik Blomqvist karena kami beberapa kali pernah berada satu tim dalam merintis karier balap. Ya, semua ada sisi positifnya dan saya berharap hasilnya juga bisa lebih bagus,” ujar Sean menambahkan.

Untuk keandalan mobil, Sean menyebut, tim ESM telah menyediakan mobil yang cukup kompetitif. Kerja sama tim juga berjalan sangat baik dan tanpa kendala berarti. Tim juga cukup puas dengan penampilan Sean, Antonio dan Giedo karena telah membuktikan bisa meraih hasil lebih baik dibanding tiga pebalap lain yang juga didukung ESM.

Mengenai kondisi sirkuit, Sean tak merasa khawatir dengan karakter sirkuit Shanghai. Sean sebelumnya pernah menjajal sirkuit ini saat bertarung di ajang balap Formula Pilota tahun 2012.

“Tentu adaptasinya akan lebih mudah dibanding saat tampil di sirkuit Fuji Speedway untuk pertama kalinya. Sirkuit Shanghai cukup menantang karena setiap trek lurus diakhiri dengan tikungan tajam.”

Dengan karakter sirkuit seperti ini, maka ban depan akan memiliki beban kerja yang lebih berat. Sirkuit ini dibangun dengan biaya sekitar 459 juta dollar AS. Sirkuit Shanghai sangat unik karena bentuknya menyerupai karakter huruf Tiongkok “Shang”, yang berarti ketinggian.

Bagi Sean ajang balap FIA WEC ini menjadi pemanasan sekaligus pembelajaran sebelum menghadapi balapan penutup GP2 di Abu Dhabi. Sean juga akan mengikuti seri terakhir FIA WEC di Bahrain. Pada ajang GP2, Sean yang tergabung di tim Pertamina Campos Racing, saat ini berada di peringkat 15 dengan raihan 24 poin. Hasil terbaik Sean, yakni finis kedua di sirkuit Red Bull Ring, Austria.

Sumber: www.viva.co.id

Komentar